KEDEKATAN VALERIE THOMAS DENGAN SANG AYAH


VALERIE THOMAS & JEREMY THOMAS

Valerie Thomas, dara cantik kelahiran kota Bogor ini adalah anak perempuan satu-satunya dari pasangan aktor kawakan Indonesia, Jeremy Thomas dan Inna Thomas. Kali ini Valerie membagi cerita tentang kedekatan dirinya dengan sang ayah kepada HELLO! Indonesia.
 
PAPA ITU SAHABATKU
Bercerita tentang kedekatannya dengan sang ayah, wajah Valerie (15) tampak sangat berbinar- binar. Jeremy Thomas baginya bukan hanya sekadar sosok orang tua, tetapi juga sebagai seorang sahabat. Kepada sang ayah ia bisa menceritakan segala hal, mulai dari masalah sekolah, masalah pergaulan sehari-hari hingga asmara.

“Saya dan Papa memang sangat dekat, since we like the same thing, hal-hal yang saya gemari biasanya papa juga suka. Papa itu tidak hanya berperan sebagai orang tua bagi saya, tetapi beliau juga adalah sosok sahabat bagi saya. He is my dad, but he is also my best friend. Saya bisa dengan santai menceritakan segala hal yang terjadi dalam hidup saya kepadanya. Hal itu sangat menyenangkan, saya juga tidak perlu takut- takut seperti teman-teman saya lainnya untuk menceritakan kisah asmara saya kepada Papa. Bahkan teman-teman saya juga berteman dengannya,” ujar Valerie sambil tertawa.

Walaupun terkadang ayahnya terbilang cerewet, namun bagi Valerie sang ayah adalah sosok yang mengagumkan. “Namanya juga orangtua, terkadang beliau cerewet juga kepada saya. Tapi saya menyadari semua itu karena Papa sangat menyayangi saya.Dari kecil Papa dan Mama memang sangat menjaga saya dan Matthew. Makanya, sampai sekarang kemana pun saya dan kakak pergi, kami harus selalu memberitahukan kepada mereka. Karena izin papa itu paspor wajib saat akan keluar rumah,” cerita gadis yang sekarang duduk di bangku sekolah lanjutan atas kelas 11 ini.

 “Ya, walaupun terkadang agak mengganggu tetapi saya tahu Papa melakukan hal itu karena rasa sayangnya yang besar pada saya. Papa itu pahlawan saya,” lanjutnya sambil tersenyum.

Jeremy Thomas yang dulu sering bermain menjadi tokoh protagonis di layar kaca ini ternyata adalah seseorang dengan sosok yang humoris bagi sang putri. Valerie mengaku bahwa jika Jeremy sedang sibuk dengan kegiatannya, maka canda nya lah yang paling ia rindukan. Valerie juga mengaku bahwa ia jarang bisa marah kepada sang ayah.

JELAJAH ALAM BERSAMA SANG AYAHSangat mencintai alam dan senang menjelajahinya, hal ini menjadi salah satu perekat bagi Valerie dan sang ayah. Mereka berdua gemar terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Berbagai kegiatan untuk menikmati alam sering dilakukan oleh pasangan ayah anak ini, mulai dari sekadar menikmati pemandangan alam, memanjat gunung, hingga hal-hal ekstrem seperti parasailing.

“Papa dan saya itu suka dengan alam, kami suka berpetualang dengan alam. Hal yang Mama dan kakak saya Matthew belum tentu berani lakukan. Kami berdua biasanya sering jalan-jalan berdua ke puncak, sekadar menikmati pemandangannya, atau melakukan hal-hal ekstrem seperti parasailing. We are so curious about strange things, and we are really like to gain new experience from it,” papar gadis yang sudah memulai karier di dunia hiburan sejak kelas empat Sekolah Dasar.

Valerie mengungkapkan bahwa ia ingin sekali bisa mengunjungi The Waterfalls of Iguazu yang berlokasi di Rio De Janeiro, Brazil bersama sang ayah suatu hari nanti.

VALUE YOUR SELF!Value your self! Pesan itu adalah nasihat yang selalu ditekankan oleh Jeremy Thomas kepada anak perempuan semata wayangnya ini. Karena menurut sang ayah, menghargaidirisendiriadalahsatuhal yang sangat penting. “Orang bisa menilai dan menghargai kita itu dasarnya kembali kepada bagaimana kita bisa menilai dan menghargai diri kita sendiri. Hal ini sangatlah penting,” jelas Valerie.

“Selain saya harus bisa menghargai diri saya sendiri, Papa juga selalu menekankan bahwa pendidikan adalah hal yang terpenting. Jadi walaupun saya mencoba terjun ke dunia hiburan, beliau tidak melarang saya, tetapi pendidikan harus selalu saya utamakan di atas segalanya,” lanjutnya.

Satu hal terpenting yang juga selalu ayahnya tekankan kepadanya adalah family comes first. “Keluarga itu adalah hal yang sangat utama. Mengingat saat kita dalam kondisi yang kurang menyenangkan, orang-orang yang paling bisa kita harapkan adalah keluarga. Itu juga mungkin hal yang menyebabkan hubungan Papa dan saya juga Mama dan Matthew sangat dekat. Kami saling menjaga satu sama lain,” pungkas Valerie.


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, November Edition
Rubrik: Celeb News

TINGGAL DI PUSAT KOTA DENGAN NUANSA PERKAMPUNGAN ANANDA OMESH
DAMBAKAN HUNIAN YANG NYAMAN BAGI KELUARGA


Tumbuh dan besar di daerah perkampungan memberikan inspirasi pada presenter Ananda Omesh membangun satu hunian nyaman bagi keluarga kecilnya di tengah hiruk pikuk Jakarta. 

Keteraturan, itulah kunci utama ketenangan sebuah rumah tinggal bagi Ananda Omesh. Terbiasa dengan lingkungan alam dan juga suasana perkampungan membuat Omesh kurang menyukai lokasi rumah yang berada di dalam sebuah kompleks perumahan. Kini, ia dan keluarga kecilnya menempati satu rumah yang dilengkapi taman bermain dan bengkel kecil di daerah perkampungan dan berada dekat dengan masjid yang telah menjadi impiannya sejak dulu kala.
DARI REMPOA KE PUSAT KOTA
Berlokasi di daerah Jakarta Selatan, lokasi rumah salah satu presenter andal Tanah Air ini terbilang cukup sulit untuk ditemukan. Walaupun berada di pusat kota, lokasi kediaman Ananda Omesh masih memiliki suasana kampung yang cukup kental. Masih ada tukang hewan ternak dadakan yang berjualan tepat di sebelah rumahnya, dan lantunan ayat suci Alquran juga terdengar jelas dari pengeras suara masjid dekat rumahnya. Ditemui oleh HELLO! Indonesia sang pemilik rumah mengatakan bahwa memiliki rumah di perkampungan ini adalah impiannya sejak dulu.

“Kebetulan saya dan istri memang kurang menyukai rumah di kompleks perumahan, lagipula sejak kecil saya sudah terbiasa tinggal di kawasan perkampungan seperti ini. Jadi, saat bisa memiliki rumah sendiri, saya memutuskan untuk memiliki rumah di kota
dengan nuansa kampung,” ujar Ananda Omesh.

Kisah pembelian rumah ini sendiri terbilang cukup unik. Omesh menemukan rumahnya dari situs penjualan rumah online setelah sekitar lebih dari setahun mencari-cari rumah yang cocok baginya dan keluarga. Awalnya, Omesh ingin memiliki rumah dengan tanah yang luas, sehingga ia sempat melirik tanah di wilayah sekitar Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun tampaknya rezeki belum berpihak kepada Omesh, ia malah ditipu oleh penjual tanah di sana. Setelah kejadian tersebut akhirnya Omesh dan istri memutuskan untuk mencari rumah di sekitar wilayah Jakarta Selatan, seperti Kemang, Bangka, dan Cipete sehingga lokasinya tidak terlalu jauh dari tempatnya dan tempat sang istri bekerja. Namun ternyata keberuntungan justru jatuh pada rumah yang berlokasi di bilangan Pejaten ini.

“Dulu kami sudah sempat lewat di depan rumah ini, namun saat itu belum tertarik. Nah satu kali kami lewat lagi di depan rumah ini dan ternyata rumah ini dijual, akhirnya kita coba masuk ke dalam dan langsung jatuh cinta pada rumah ini saat kami berada di dalamnya. Rumah ini kami beli tahun 2013,” jelas Omesh.

Pada saat direnovasi, bentuk rumah ini tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Omesh meminta bantuan tiga orang desainer untuk mempercantik rumahnya, meliputi desain interior, desain taman dan pelukis mural. Renovasi menghabiskan waktu sekitar delapan bulan hingga rumah ini siap di huni.

SENTUHAN EKLEKTIK KE AMERICAN VINTAGE
 “Kalau boleh jujur awalnya saya ingin mencoba membuat rumah dengan nuansa eklektik dengan sentuhan british vintage. Konsep eklektik sendiri pada dasarnya adalah saya bisa meletakkan barang, atau menabrakkan warna sesuka hati. Tapi ternyata saya tidak seberani itu, karena pada dasarnya saya orang yang sangat teratur. Akhirnya konsep eklektik pun bergeser ke british vintage, namun setelah semua perabot sudah jadi, barang-barang masuk ke dalam rumah dan diletakkan di posisinya justru nuansa american vintage yang keluar,” ujar Omesh sambil tertawa.

Memang pilar-pilar putih tampak mendominasi tembok lantai atas rumah ini dan warna- warna dasar putih dan abu-abu juga menjadi warna utama. Belum lagi berbagai macam benda yang sangat bernuansa american vintage seperti mesin juke box dan pinball juga ada di sini. Sentuhan Amerika sangat terasa di area ruang makan. Omesh mencoba menghadirkan nuansa interior kafe klasik ala Amerika di sana.

Sentuhan warna merah yang tampak hadir di setiap ruangan juga semakin mempertajam nuansa klasik Amerika. “Istri saya sebenarnya sangat menyukai warna merah, namun kembali ke konsep rumahnya maka penggunaan warna merah harus diminimalisir. Lalu akhirnya hal ini diwakili dengan meletakkan benda-benda berwarna merah seperti lukisan dinding, kulkas dan juga furnitur di ruangan,” papar Omesh.

Omesh terbilang cukup detail dalam memilih seluruh perabot yang akan mengisi rumahnya. Hampir seluruh furnitur rumahnya ini dibuat secara khusus dengan bantuan sang desainer interior. Rumah yang menghabiskan dana renovasi lebih dari satu miliar rupiah ini memiliki empat kamar, salah satunya difungsikan sebagai walking closet dan satu buah bengkel kecil terdapat di bagian depan rumahnya.

“Sebenarnya hobi saya adalah mengoleksi sepeda motor dan ada 14 buah sepeda motor yang saya miliki. Mulai dari motor Vespa, Harley Davidson, motor- motor Inggris, motor-motor Jepang, superbike, motor trail, motor sport dan juga motor custom. Nah, akibat koleksi saya itu akhirnya keluarlah satu syarat dari istri saya, jika memang menyukai sepeda motor, maka saya harus memiliki fasilitas pendukungnya. Akhirnya saya mendirikan satu bengkel kecil di bagian depan rumah. Bengkel itu akhirnya menjadi salah satu lokasi favorit berkumpul dengan teman-teman di rumah,” ujar Omesh.

“Belum lagi kebetulan saya juga punya satu klub motor, dan kebetulan lagi saat ini saya terpilih menjadi ketuanya. Ya, keberadaan bengkel itu menjadi sangat bermanfaat bagi saya dan teman-teman,” ujarnya lagi.

Kediaman Omesh ini juga dipersiapkan sebagai rumah yang ramah untuk anak. Terdapat taman bermain di lantai atas dan juga taman kecil tepat di samping area bermain anak. Omesh bahkan mempersiapkan satu tembok yang sudah di warnai dengan cat khusus untuk zona corat-coret sang buah hati.

“Saya mempersiapkan rumah ini supaya nyaman untuk seluruh anggota keluarga, juga untuk anak saya Embun. Di lantai atas ada taman bermain kecil yang disertai dengan kolam renang untuk Embun bermain air. Sementara taman kecil di bawah nantinya juga bisa menjadi tempatnya bermain-main,” jelasnya sambil tersenyum.

Salah satu yang menarik perhatian mata saat memasuki rumah pembawa acara peraih Panasonic Award ini adalah keberadaan satu lemari besar berisikan berbagai macam action figure mulai dari Predator, Superman, Avatar, Gollum, Freddy dan Jason, Texas Chainshaw Massacre dan masih banyak tokoh-tokoh jagoan maupun tokoh penjahat lainnya.

“Bisa dikatakan sebenarnya mengoleksi action figure bukanlah hobi. Tetapi kebetulan saya menyukai kegiatan ini. Awalnya saya mengoleksi tokoh-tokoh jahat. Tapi lambat laun akhirnya saya juga mengumpulkan tokoh- tokoh jagoan seperti Superman dan Avatar,” tutur Omesh.

Action figure favorit Omesh adalah tokoh jagoan Ghost Rider dan Hans Landa, seorang tokoh dari film Inglourious Basterds. “Ghost Rider itu action figure favorit saya, karena dulu saat saya pertama kali memiliki sepeda motor saya beri nama Ghost Rider. Saya buat motor itu mirip dengan tokoh itu. Tapi jika ditanya mana yang paling sulit didapatkan dan paling favorit, tentu saja action figure tokoh Hans Landa dari film Inglourious Basterds,” jelasnya lagi.

PENGAKUAN DI BIDANG FILM DAN JADI PRESIDEN
Berbicara mengenai kariernya di dunia hiburan, Omesh mengaku bahwa saat ini ia sedang memfokuskan diri dengan kariernya di dunia perfilman Tanah Air. Targetnya adalah bisa mendapatkan satu penghargaan di bidang perfilman.

“Dulu saya sudah pernah memenangkan piala Panasonic untuk kategori “Talent Show Presenter Terfavorit” pada tahun 2011. Kini saya menargetkan bisa meraih penghargaan apa pun untuk kerja saya di bidang perfilman. Ini bukan target semata, namun bagi saya berhasil memenangkan satu penghargaan sama dengan pengakuan hasil kerja saya di bidang tersebut,” papar Omesh.

Dukungan keluarga dalam kariernya juga sangat besar mengingat istri Omesh juga berasal dari kalangan dunia hiburan. Walaupun demikian, pada awalnya ia sempat mendapatkan tentangan dari kedua orang tuanya untuk terjun ke dunia ini.

“Orangtua awalnya kurang menyetujui saya masuk dunia hiburan. Mereka berharap saya bisa terjun di bidang pemerintahan seperti menjadi gubernur atau presiden. Mengingat cita-cita saya dari dahulu memang ingin menjadi presiden,” ujar Omesh sambil tersenyum.

“Cita-cita itu masih ada sampai sekarang, saya juga sangat aktif di berbagai organisasi sejak di bangku kuliah. Sekarang juga saya terlibat di dalam kegiatan beberapa organisasi independent non partai. Semoga suatu hari cita-cita saya ini bisa terwujud,” kata Omesh yakin.


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, November Edition
Rubrik: Home Sweet Home
TERJUN KE DUNIA PEMBAWA ACARA
SHAFIRA UMM
INGIN MENJADI SOSOK YANG INSPIRATIF

Gadis berkulit eksotis berdarah Arab kelahiran Jakarta ini terjun ke dunia pembawa acara akibat dorongan sang ayah, sesaat sebelum ia memasuki bangku kuliah. Karier profesional Shafira sendiri dimulai pada tahun 2006 saat mengikuti ajang VJ Hunt yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Rasa penasarannya pun akhirnya membawa Shafira mencoba terjun di dunia layar lebar Tanah Air dengan membintangi film Cahaya Timur Beta Maluku awal tahun 2014 ini. Ditemui HELLO! Indonesia, Shafira Umm menceritakan mimpi terbesarnya yang bisa memberikan inspirasi bagi orang banyak di luar sana.
 
Awal karier Anda di dunia pembawa acara?
“Karier saya di dunia pembawa acara itu dimulai pada tahun 2006, saya mengikuti ajang VJ Hunt yang diadakan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Walaupun tidak memenangkan kompetisi tersebut, saya terpilih menjadi finalis. Saat itu semua finalis diberi kesempatan untuk tetap terjun di dunia pembawa acara sebagai co-VJ dengan masa kontrak selama tiga bulan. Setelah kontrak selesai, berbagai tawaran berdatangan, mulai dari casting untuk menjadi pembawa acara televisi, bintang video klip hingga bintang iklan.”

Apakah menjadi pembawa acara memang cita- cita Anda sejak kecil?
“Bukan, keinginan menjadi pembawa acara itu muncul setelah saya menyelesaikan kursus pendek menjadi pembawa acara yang saya ambil setelah menyelesaikan pendidikan SMA di tahun 2002. Saat itu saya sedang dalam masa jeda menunggu perkuliahan dimulai. Sebenarnya ini adalah jasa ayah saya. Beliau menyarankan saya untuk mengambil kursus tersebut. Kursus berlangsung selama kurang- lebih satu tahun, mulai dari belajar di kelas hingga kunjungan ke stasiun-stasiun televisi. Itu awal saya mulai melirik dunia pembawa acara.”
 
Alasan utama akhirnya tertarik ke dunia pembawa acara?
“Menjadi pembawa acara itu sangat menyenangkan, satu hal yang paling pasti adalah banyak privilege yang bisa didapatkan di bidang ini. Selain itu juga, menjadi pembawa acara itu bagaikan menjadi jembatan bagi orang-orang untuk mendapatkan berbagai macam informasi. Saya bisa berbicara mengenai kesehatan tanpa harus menjadi dokter, membahas mengenai arsitektur tanpa harus menjadi arsitek. Sangat banyak informasi dan juga ilmu yang bisa saya dapatkan lewat profesi ini. Hal itu sangatlah menarik.”

Apa hambatan terbesar yang dirasakan sebagai pembawa acara? 
“Usia merupakan hambatan terbesar profesi ini di Indonesia. Sebagai pembawa acara, banyak mimpi yang masih ingin saya kejar, namun di Indonesia profesi ini memiliki batas waktunya. Menurut saya seharusnya tidak seperti itu. Jika kita melihat dunia pembawa acara di Amerika misalnya, semakin tua umur pembawa acara maka kepercayaan penonton kepada mutu acara tersebut semakin tinggi. Kita lihat contohnya Samantha Brown, Oprah Winfrey dan mendiang Joan Rivers. Sementara di sini terbalik, semakin muda malah dianggap lebih bisa dipercaya. Saya sangat berharap bahwa paradigma ini bisa berubah, mengingat pengalaman itu adalah satu hal yang tidak bisa dibeli.”
 
Apa cita-cita besar Anda di dunia pembawa acara?
“Saya terinspirasi oleh sosok Samantha Brown, sehingga cita-cita terbesar di dunia pembawa acara ini adalah bisa memiliki satu program TV sendiri, program jalan-jalan keliling dunia. Karena cara pandang hidup orang yang suka traveling itu berbeda. Mereka bisa memandang segala sesuatu dari berbagai sisi, tidak hanya satu sisi saja. Namun dalam acara tersebut saya ingin bisa memberikan sesuatu baik untuk masyarakat yang tempatnya dikunjungi. Tidak hanya sekadar jalan-jalan. Saya ingin bisa memberi inspirasi kepada orang banyak.”
 
Mengapa akhirnya juga terjun ke dunia film?“Bisa dikatakan, saya terjun ke dunia layar lebar ini secara tidak disengaja. Sekitar empat tahun lalu, saya sempat mewawancari Dwi Sasongko, salah satu sutradara andal tanah air. Kala itu saya masih menjadi co-host di acara Show Biz Metro TV. Dia pernah mengatakan ingin membuat satu proyek khusus, ternyata ya film Cahaya Timur Beta Maluku ini. Akhirnya saya ikut dalam proses audisi dan terlibat dalam film ini. Dunia film itu sangat menarik, banyak proses yang harus dilewati.”

Mana yang lebih disukai, dunia presenter atau film?
“Dua-duanya saya suka, tapi sampai saat ini prioritas masih ada di dunia pembawa acara. Mengingat saya juga memulai semuanya dari dunia ini. Walaupun dunia film memberikan sensasi sendiri, dunia presenter ini menawarkan banyak mimpi yang sangat ingin saya wujudkan.”

Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, November Edition
Rubrik: Starlet