Edisi Ngacak-ngacak Dapur:
Kue Kering Kacang Klasik

Lebaran sebentar lagiiiiii...yeaaaaay...tapi sediiiiih Lebaran datang berarti bulan Ramadan selesai. Ya tapi mau bilang apalagi inilah yang dinamakan hidup, ada yang datang dan pergi..hehehe....

Menjelang Hari Raya Idul Fitri selama empat tahun belakangan ini sudah menjadi kebiasaan bagi saya dan adik perempuan saya untuk membuat berbagai jenis kue kering yang akan dihidangkan kepada tamu-tamu yang nantinya datang untuk bersilaturahmi ke rumah. Kami membuat berbagai jenis kue kering, tetapi kue kering kacang bergaya klasik yang satu ini terbilang cukup spesial, karena kue kacang merupakan menu wajib yang dipesan khusus oleh ayah saya.

Dari tahun ke tahun saya selalu menggunakan resep dasar dari Pawon Ike, namun seperti biasa saya selalu menambahkan beberapa penyesuaian ala saya. Berikut adalah resepnya, semoga bermanfaat ya, dan selamat mencoba.

Kue Kering Kacang Klasik:

Bahan-bahan:
4 cup Kacang Tanah
4 cup Tepung Terigu Rendah Protein
2 sdt Garam
2 1/2 cup Gula Pasir yang dihaluskan
2 cup Minyak Goreng

Bahan untuk olesan:
2 buah Kuning Telur
1 sdm Mentega

Alat-alat:
Wadah besar
Oven
Spatula
Blender/ ulekan
Loyang
Cetakan kue kering
Kertas Roti (potong sesuai ukuran loyang)

Cara Membuat:
1. Sangrai kacang tanah, lalu dinginkan. Setelah dingin haluskan dengan menggunakan blender atau ulekan.
2. Dalam wadah besar campurkan semua bahan-bahan kering dimulai dari kacang tanah halus, gula pasir, daram, dan tepung terigu. Aduk hingga rata.
3. Tuangkan minyak goreng, lalu aduk dengan spatula hingga rata. Lanjutkan mencampurkan adonan dengan tangan hingga semua bahan tercampur sempurna.
4. Simpan adonan dalam kulkas selama kurang lebih satu jam.
6. Jika sudah akan mencetak, panaskan oven dalam suhu 140 - 150 derajat Celsius.
7. Setelah satu jam, keluarkan adonan dari kulkas. Bentuk adonan sesuai selera. Bisa menggunakan sendok makan, atau dengan cetakan kue kering yang biasanya memiliki berbagai macam bentuk.
8. Susun adonan dalam loyang yang telah dialasi dengan kertas roti.
9. Olesi atas adonan dengan olesan yang dibuat dari 2 buah kuning telur dan 1 sdm Mentega.
10. Panggang kue dalam suhu 140 - 150 derajat Celsius selamat kurang lebih 12 - 15 menit. Terkadang waktu yang dibutuhkan oleh setiap adonan kerap berbeda-beda karena kondisi oven.
11. Setelah bagian atas berubah menjadi berwarna kuning keemasan, keluarkan adonan dari oven.
12. Letakkan kue kering di atas jaring pendingin.
13. Setelah dingin masukkan ke dalam toples dan tutup rapat.

Selamat mencoba.. ^_^


Baca Juga:
 


Edisi Ngacak-ngacak Dapur: Bolu Tape

Apakah Anda seorang penggemar tape? Kudapan asli Indonesia yang terbuat dari singkong yang di fermentasikan. Bagi saya selain memiliki rasa yang khas, tape juga termasuk makanan yang bisa di olah menjadi berbagai macam jenis makanan baru. Mulai dari tape bakar, kolak, tape goreng, campuran dalam es teler, dan juga kue bolu.

Berhubung saya sedang berteman akrab dengan mixer belakangan ini, maka akhirnya saya memutuskan untuk membuat bolu tape yang resep dasarnya saya dapatkan di Blognya mbak Ricke namun dengan sentuhan ala saya.

Jika di resep asli bolu ini terlihat lembut dan ringan, bolu kreasi saya ini lebih terasa moist dan tape banget, sedikit mendekati tekstur prol tape di dalam tetapi tetap terasa lebih bolu. Hehehe....sedikit membingungkan namun Ayah saya mengatakan bahwa bolu tapenya enak. Jadi ya selamat mencoba... ^_^

Bolu Tape

Bahan-bahan:
5 butir Telur Ayam ukuran besar, 6 jika ukuran telurnya sedang
1 cup Gula Pasir
1/2 sdt Ovalet/ SP/ TBM
1/2 sdt Vanilli bubuk
2 cup Tape Singkong (pilih yang tidak terlalu basah, sehingga kue tidak bantat)
65 gram Santan Kental (1 kemasan kecil segitiga)
150 gram Margarin (1 kemasan sachet)
2 sdm Margarin untuk mengoles loyang
1 1/2 cup Tepung Terigu ( kalau bisa yang protein rendah seperti Kunci Biru)
1/2 sdt Baking Powder
2 sdt Cokelat Bubuk

Peralatan:
Oven
Mixer
Wadah
Loyang Bolu

Cara Membuat:
1. Haluskan tape bersama dengan santan, sisihkan.
2. Dalam wadah satukan bahan kering, tepung dan baking powder, sisihkan.
3. Panaskan oven dalam suhu 150 derajat Celsius. Jika menggunakan pemanggang bolu yang diletakkan di atas kompor, panaskan dengan api besar.
4. Oleskan margarin di loyang dan taburi dengan tepung terigu, sisihkan.
5. Dengan mixer Kocok telur, gula pasir, vanilli bubuk, dan Ovalet/ SP/ TBM hingga putih dan kental. (Kecepatan mixer dimulai dari yang paling rendah, lalu dinaikkan hingga kecepatan yang paling tinggi).
6. Setelah putih dan kental, turunkan kecepatan ke paling rendah, lalu masukan tape yang sudah dihaluskan. Aduk hingga tape bercampur rata.
7. Matikan mixer, lalu masukan margarin cair dan aduk dengan spatula hingga rata.
8. Masukan tepung terigu, lalu aduk hingga rata.
9. Ambil 3-4 sdm adonan ke dalam mangkuk kecil, masukan cokelat bubuk ke dalamnya lalu aduk hingga rata.
10. Tuang adonan ke loyang, lalu tuang adonan coklat di atas adonan putih. Dengan menggunakan tusuk sate atau sumpit aduk adonan cokelat secara melingkar sehingga membentuk pattern yang cantik.
11. Panggang kurang lebih selama 45 menit. Jika menggunakan pemanggang bolu di atas kompor, gunakan api sedang dan panggang kurang lebih 30 menit.
12. Gunakan tusuk sate atau sumpit untuk mengecek kematangan bolu. Jika saat ditusuk sudah tidak ada adonan yang menempel maka bolu sudah matang.
13. Keluarkan bolu dar panggangan, dinginkan, lalu sajikan.

Saya sudah membuat bolu dengan resep ini sebanyak dua kali, dengan hasil bolu yang lembut dan tapenya terasa sekali. Selamat mencoba.



Baca Juga:



Edisi Ngacak-ngacak Dapur:
Es Pisang Hijau Makassar


Rasanya baru beberapa bulan lalu saya menikmati syahdunya bulan yang selalu saya rindukan setiap tahunnya ini, namun nyatanya waktu berjalan cukup cepat dan akhirnya kembali mempertemukan saya dengan bulan Ramadan tahun ini.

Ramadan merupakan salah satu bulan yang memang selalu saya nantikan, selain saya merasakan nuansa yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya, bulan Ramadan juga memberikan kesempatan bagi saya untuk mengeksplor minat memasak saya. Di bulan ini biasanya saya akan mencoba memasaka beberapa menu baru yang belum pernah saya coba sebelumnya. Berbekal keinginan adik bungsu saya yang tiba-tiba ngidam untuk menyantap menu Es Pisang Hijau Makassar, akhirnya saya menghubungi Nila, partner in crime saya dalam hal memasak . Saya meyakini bahwa dia pasti memiliki resep jitu untuk makanan yang satu ini, mengingat darah Makassar mengalir cukup kental di dalam tubuhnya. Ternyata tebakan saya tidak salah, dalam waktu singkat akhirnya saya mendapatkan resep Pisang Hijau Makassar yang cukup mudah untuk dicoba. Seperti biasa saya melakukan sedikit penyesuaian ala saya. Selamat mencoba.

Es Pisang Hijau Makassar:

Bahan Pisang Hijau:
2 buah Pisang Raja matang (karena tidak ada pisang raja dan adanya pisang kepok jadi saya memakai 5 buah pisang kepok matang)
2 gelas Tepung Beras
1/2 gelas Tepung Sagu
1 gelas Gula Pasir
1/2 gelas Tepung Terigu
3 gelas Santan Kental
1/2 sdt Garam
Pewarna hijau/ perasan daun suji secukupnya
Daun Pisang untuk membungkus pisang

Bahan Vla Putih:
1 gelas Tepung Beras
1 gelas Santan Kental
Garam dan gula secukupnya

Bahan Pelangkap:
Sirup rasa Pisang Susu
Susu Kental Manis Putih
Es Batu

Cara Membuat:
Adonan Pisang Hijau:
1. Campur semua bahan pisang hijau ke dalam panci, aduk rata.
2. Masak dengan api kecil, aduk hingga kental. Setelah kental matikan api.
3. Aduk terus sampai adonan terus sampai kalis.
4. Taruh adonan di atas daun pisang, ratakan.
5. Taruh pisang di tengahnya lalu bungkus dengan adonan hijau. Bungkus lagi dengan daun pisang.
7. Kukus adonan pisang hijau yang telah dibungkus daun pisang hingga matang (sekitar 5 - 10 menit).

*(Resep aslinya adonan yang sudah kalis dikukus hingga matang dan terlihat mengkilat. Lalu bungkus pisang dengan adonan yang sudah matang).

Vla:
1. Masukan semua bahan ke dalam panci.
2. Masak dengan api kecil hingga kental atau tampak seperti bubur sum-sum

Cara Menyajikan:
1. Iris pisang hijau, taruh di dalam mangkuk.
2. Tambahkan beberapa sendok vla, es batu, sirup, dan susu kental manis secukupnya.

Sajian ini benar-benar cocok dan segar jika disajikan sebagai menu berbuka puasa. Saya jamin itu.. ^_^


Baca Juga:
Edisi Ngacak-ngacak Dapur: Easy Banana Cake   
Simple Food ala Chef Yuda Bustara

Semangkuk Soba Panas & Gurih
di Jantung Kota Jakarta
Jika seseorang bertanya tentang mi asal Jepang, kira-kira mi jenis apa yang akan segera Anda ingat? Saya rasa ramen akan menjadi jawaban Anda. Benar kan? Bagi mereka para pecinta kuliner Jepang, ramen pasti merupakan salah satu makanan yang sangat akrab dan juga sangat dikenal oleh mereka. Tetapi, tahukah Anda bahwa ada jenis mi asala Jepang lainnya yang juga cukup terkenal seperti udon dan soba?
Kali ini saya berkesempatan mencicipi soba, salah satu mi asal Jepang yang terbuat dari tepung buckwheat dari restoran yang bernama Sagami Soba. Sagami Soba adalah restoran soba asal Jepang yang telah beroperasi sejak tahun 1970. Restoran ini berlokasi di food court Plaza Senayan, Jakarta Pusat. Gerainya tepat berada di antara gerai makanan Korea Selatan, Hangang dan makanan negeri tirai bambu, Golden Century.
Sagami Soba mengusung slogan No. 1 Soba Restaurant from Japan dengan produk andalan yaitu mi panas dan dingin. Walaupun namanya Sagami Soba, namun restoran ini menyajikan tiga jenis mi, yaitu soba, udon, dan ume. Saya sudah mengenal dengan baik apakah itu soba dan udon, namun jenis mi yang bernama ume ini membuat saya penasaran. Saya akhirnya bertanya kepada pramuniaga di sana dan ia menjelaskan bahwa ume adalah mi soba yang dibuat dengan tepung buckwheat dan buah plum, kombinasi yang menghasilkan rasa segar dan sedikit asam di dalam mi. Jika mi biasanya berwarna putih atau kuning, ume memiliki warna yang sangat cantik, yaitu merah muda. 
Kala itu saya sedang "ngidam" untuk menyantap semangkuk mi dengan rasa pedas dan panas, akhirnya pilihan saya jatuh kepada Spicy Beef Soba, dan saya meminta untuk dibuat dengan menggunakan ume soba. Mengingat saya adalah penggemar berat ramen dan saya bukanlah orang yang suka berpetualang dengan makanan saya, maka memesan ume cukup membuat saya khawatir. Saya hanya menunggu sekitar lima menit dan semangkuk ume panas tersaji cantik di hadapan saya.
Spicy Beef Soba tampak seperti semangkuk mi ramen regular bagi saya, dengan irisan tipis daging sapi, nori (rumput laut kering), dan irisan daun bawang di atasnya. Mengingat saya memesan versi pedas, maka kuah Spicy Beef Soba terlihat cukup merah dan menggoda. Saya menyeruput sedikit kuah dari mangkuk berukuran sedang tersebut dan rasanya sangat mengagumkan. Kombinasi dari rasa pedas, gurih, manis dan asam ume tercampur apik dan pas di mulut. Kekenyalan mi juga dimasak dengan baik oleh Sagami Soba, so lovely to chew. Porsi yang disajikan cukup pas, dengan harga sekitar 55 ribu rupiah perporsinya. Bagi Anda para pengemar mi saya pastikan restoran ini harus masuk dalam daftar "wajib coba" Anda.
Mi ala jepang merupakan mi yang biasanya disajikan bersama dengan beragam topping di atasnya. Sagami Soba menyediakan topping daging sapi, ayam, dan juga seafood. Tidak hanya mi, mereka juga menyajikan donburi (rice bowl), sushi, tempura, dan juga onigiri serta musubi.
Sagami Soba memiliki lebih dari 100 buah gerai di seluruh dunia, tapi untuk saat ini di Indonesia mereka baru memiliki dua buah gerai, yaitu di Plaza Senayan dan di Aeon Mall BSD, Tangerang.



Nama Restoran: Sagami Soba
Alamat: Plaza Senayan Food Court Level 3
Jl. Asia Afrika No. 8 South Jakarta 10270
Jam Buka: Senin - Minggu, pukul 10 pagi – 10 malam
Map: