Place To Eat
BONG KOPITOWN

Last wednesday I went for a movie with my sister and friend. We went to Plaza Semanggi, which located in the Central Jakarta, just next to the Atma Jaya University Building. The movie was around 5 pm, me and my sister arrived there around 4 pm and I'm extremely hungry (since I dont get my lunch yet). So, we decided to eat on the mall, and we want to try a new restaurant here.

Inside the "Jail" of BONG KOPITOWN
We went to Bong Kopitown, was located on the 3A Floor, just in front of Hanamasa Restaurant in Plaza Semanggi. I heard about this place several time, most of say it was a good place to eat, and not just a regular kopitown in town. They have a concept. Yep, you'll feel like you're inside a jail when you eat here, they come up with a jail restaurant concept. A jail, really a jail, with all those iron cage and even cutlery is "jail like".

Anyway, I was sit inside a jail that was a bit unseen from the front door, so I took me more than 5 minutes just to make waiter hear me calling the for order. In my point of view, once the waiter knowing there is a costumer inside the unseen room jail at least they should comeback 5 minutes after to ask is costumer ready for order or not. This is not good when you have to yelling to waiter only to make them take your meal order..ahaa that's not good rite. By the way, I did sent a complaint sms to the number they gave in the back of menu, hope they fixing this problem.

Old Town Post, Menu List
So, this Kopitown not only different from the regular look but also it's menu. Yes, they do have the regular Singaporean food like mee, laksa, kway teow, hainan rice and kari that we can find in all kopitiam in town, but you cant find the regular toast menu here, nope there is no kaya toast with the half filthy boiled egg, but instead of it you gonna find some Indonesian food here, you can get Singkawang Rojak or Pontianak Chicken Noodle here. Or singkong rebus, yes they sell it here but I forget what they called it. Oh but dont be sad, they still sell Milo Dinosaur here, like one of the must menu in kopitiam, one of the best drink menu I believe.

As soon as you sit in the restaurant, you will look for the menu list. Well, they also not using a regular menu list, like a book one, or one sheet of laminated paper with menu print out in there. They have this Old Town Post newspaper as their menu, so you will like reading a newspaper, but its your menu list.

List of Menu
Well, this time I ordered Mie Penjara + Seafood, and hot tea for drink while my sister had her Penang Fried Noodle and Ice Kopi Tarik for drink. We also order Han Pam. The food service was quite good, they fast enough served the meal after we ordered it. Only take less than 10 minutes I believe.

They give our drink first, I ordered Hot tea (8 thousand rupiah, refill one time) and my sister order Ice Kopi Tarik (15 thousand rupiah a glass). She said, this isn't kopi tarik but this is flat ice coffee, she cant feel the taste of milk inside the glass.

The first meal came up was the Han Pam, it basically is a porridge made from rice flour and topping with chop radish and a bit shrimp. I don't really like this,since the rice flour porridge they do have it "rice sweetness" taste, I usually eat this porridge along with brown sugar syrup, but when you served this along with chopped radish and shrimp, it just doesn't match for me, strange taste. Any way this cost me 12 thousand rupiah for a portion of Han Pam.
The second meal came out was my main meal, the Mie Penjara+Seafood. I was quite shocked, since they really served it on a tin plate, so yes they got the jail concept here. But, I disappointed because I ask the waiter she said this is a noddle soup but this isn't. Well, since I starving already so I just eat this. Taste, standard one, not that good but well you cant say it bad. This cost me 30 thousand rupiah for a portion, with that price the size of meal is too small. The amount of vegetables and topping the use isn't quite enough. You can get this kind of food in the other restaurant here in the same plaza with a bigger portion and if I'm not wrong they sell it cheaper.

The last meal came out was my sister meal, Penang Fried Noodle and yes like my meal it portion was too small, and the topping is..oh you wont aware there's topping in there. Taste just same like my meal, Mie Goreng Abang- Abang Gerobak is better than this. Oh this cost her 33 thousand rupiah for a portion.

Since it almost time to go to movie theater so we asked for the bill. Total damage was around 110 thousand rupiah.

Overall, I'm not really happy with this restaurant. They do have a good concept, a really good one. But I don't care how good the restaurant concept is, since they do not serve a good taste of meal, that's mean bad for me. A..aaa..not good for business rite??

Adios ^-^

Han Pam

Mie Penjara + Seafood

Penang Fried Noodle


My World of Pictures: Barata and Ika Engagement Day

I took a dictionary off my shelf to look up the definition of soulmate and underneath the world soulmate I found you....

I found this poetry somewhere in the google jungle, when I do this work, an engagement day of Barata and Ika..
















My World of Pictures: Mopie's and Ian's Wedding Party

Its like almost two years ago I took this pictures, this was my bestiest Wedding party...the party was beautiful, it was outdoor, flowers are everywhere...so happy for them both..





Back in 2011, pernah dapet kerjaan suruh gantiin Pak Bos menghadiri acara FGD Tentang Deradikalisasi, kelar acara disuruh buat Features tulisan tentang acara itu, me personally like this one..so me want to share the article here...


Ansyaad Mbai : Terorisme itu Anak Kandung Radikalisme


Bogor, Info Publik Terorisme itu anak kandung radikal, dan radikal adalah ibu kandung dari terorisme, satu pernyataan tegas yang dilontarkan oleh Irjen Pol (P) Ansyaad Mbai dalam kalimat pembukanya saat menjadi nara sumber di FGD Deradikalisasi yang diselenggarakan oleh Kominfo pada Kamis (9/6) di Hotel Salak Bogor.

Mengangkat masalah radikalisme Mbai menuturkan banyak yang mengatakan jika radikalisme itu adalah barang impor, hal itu di setujui oleh Mbai dengan penekanan tambahan terhadap eksistensi dari home grown radicalism, yaitu radikalisme yang tumbuh didalam, salah satunya adalah NII yang sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini.

Kepala BPNT ini menjelaskan bahwa radikalisme yang dikatakan impor itu bersumber pada tiga hal yaitu wahabisme, salafisme dan ikhwanul muslimin terlepas dari kaitannya dengan partai-partai yang mungkin menggunakan paham-paham tersebut didalamnya.  
"ibu kandung dari terorisme adalah radikalisme - Ansyaad Mbai"
Keberadaan ketiga paham tersebut sebagai cikal bakal radikalisme masih di perdebatkan hingga saat ini, bahkan di Saudi Arabia sendiri berkembang istilah bagi satu golongan yang masuk kedalam kategori radikalisme, yaitu golongan takfiria, yaitu golongan yang mengkafir-kafirkan orang. Motif golongan seperti ini yang banyak berkembang dikalangan teroris yang ada di Indonesia.

“Untuk penanganan terorisme itu strategi dasar kita harusnya adalah deradikalisasi, mengingat ibu kandung dari terorisme adalah radikalisme,” ujar Mbaai lebih lanjut.

Maraknya Kembali Terorisme di Indonesia

Terorisme sebagai salah satu bentuk radikalisme di Indonesia kembali marak sekitar awal tahun 2000-an, dimana terjadi beberapa peristiwa peledakan bom oleh para teroris.

Peristiwa peledakan bom terjadi beruntun di Indonesia sejak awal tahun 2000-an, mulai dari bom bali 1, Bom Bali 2, Bom Kedubes Australia, Bom JW Marriot dimana para pelaku bom tersebut berasal dari kelompok yang sama. Para pelaku berhasil ditangkap, bahkan beberapa dihukum mati. Awal 2005 hingga 2008 bangsa Indonesia sedikit tenang dari permasalahan tersebut.

“Melihat kondisi yang mereda, saya berani mengatakan kepada masyarakat internasional bahwa radikalisme bisa ditanggani melalui jalur hukum yang baik, tidak sampai perang seperti yang terjadi di timur tengah,” ujar Mbai.
“Namun tahun 2009 terjadi lagi peristiwa bom, hal ini menyadarkan saya bahwa cara-cara fisik bukan jawaban yang tepat untuk deradikalisasi walaupun hal itu harus dilakukan, mengingat deradikalisasi itu sendiri tidak akan berjalan tanpa adanya tindakan kohersif,” lanjut Mbaai.

Menanggapi masalah terorisme, Kepala BNPT menuturkan bahwa tokoh-tokah agama juga mengatakan semua itu tidak hanya bisa melalui moral force saja, hal itu tidak akan efektif tanpa adanya law enforcement. “Jangan hanya menggantang asap saja. Permasalahan psikologis dalam kelompok radikal ini adalah selalu menganggap remeh para kyai dan tokoh agama yang ada di Indonesia,” ujar Mbai lebih lanjut.

Ini bukan situasi yang sederhana, mereka tidak bisa dianggap hanya seperti anak-anak nakal yang perlu untuk diceramahi, kaum radikalis ini sangat militan. Perlu dicari substansi apa yang perlu dikemas untuk dijadikan pesan bagi masyarakat umum supaya tidak terpengaruh oleh radikalisme.

Keberadaan Pancasila dan Radikalisme

Ada sesuatu yang mulai hilang dibangsa ini, yaitu pancasila sebagai dasar negara. Dasar negara yang nilai-nilanya sudah mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Perlu dilakukan revitalisasi terkait nilai-nilai tersebut.

"Ada sesuatu yang mulai hilang dibangsa ini, yaitu pancasila sebagai dasar negara - Ansyaad Mbai"

“Bukan membangkitkan P4 gaya orde baru, namun membangkitkan nilai pancasila yang ada dan melakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada,” papar Mbai.

“Kita harus mulai berani mengatakan tidak kepada kelompok-kelompok yang memaksakan pandangannya yang bertentangan dengan pancasila,” lanjutnya lagi.

Keberanian tersebut juga dipandang harus diikuti dengan adanya peran serta yang jelas dari pemerintah, yaitu terkait regulasi hukum yang jelas dan tegas terhadap kegiatan yang bersifat radikal. “Regulasi harus jelas keberadaanya, sehingga anggapan masyarakat bahwa negara tidak hadir atau negara tidak tegas itu akan hilang,” tegasnya lagi.

Ketidak tegasan hukum terhadap permasalahan radikaslime yang terjadi di Indonesia menjadi salah satu unsur utama berkembangnya radikalisme dengan subur di negeri pancasila ini.

Hal lain yang perlu diperhatikan secara objektif salah satunya adalah kekosongan pagar-pagar nasionalisme dan juga materi untuk menghadapi radikalisme. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Terorisme, saat ini kampus menjadi lahan subur berkembangnya radikalisme ditanah air, banyak ajaran-ajaran yang tidak berlandaskan Pancasila masuk, sementara kegiatan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan pancasila kosong.

Media dan Radikalisme

Terorisme sendiri tentunya berkaitan erat dengan media. Media adalah jalur utama yang digunakan oleh kaum radikal untuk menyebarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan mereka, baik mengenai perkembangan kegiatan mereka dan perekrutan keanggotaan yang dilakukan. Media merupakan salah satu kunci yang paling penting didalam perkembangan radikalisme maupun deradikalisasi ini.

Ansyaad Mbai menilai media di Indonesia terlalu membuka celah yang cukup besar bagi para kaum radikal untuk mempromosikan kegiatan mereka secara gratis. “Di media internasional tidak ada satupun satupun media yang pernah melakukan siarang langsung dengan para kaum radikal atau teroris.

Hal ini terjadi karena media internasional menyadari mereka adalah salah satu sasaran teroris adalah untuk melakukan kampanye gratis dan menyebarkan perkembangan kegiatan mereka,” ujar Mbai. “ Disini pihak media hanya senang bahwa beritanya laku di konsumsi oleh masyarakat tanpa memperdulikan dampak apa yang terjadi,” tegasnya lagi yang terjadi.

Mbai menuturkan, salah satu pimpinan Terrorism Prevention Branch di PBB bahkan mengatakan bahwa media yang tidak proposional adalah media yang mau menyiarkan terorisme. Hal ini menjadikan media sebagai perpanjangan tangan tidak langsung dari para teroris untuk menyebarkan ajaran mereka.

“Di media internasional juga tidak ada aturan yang membatasi mereka, namun mereka memiliki yang dinamakan dengan common understanding dimana mereka tidak mau digunakan sebagai free campaign terrorism dengan cara membatasi diri mereka dalam pemberitaan tentang teroris,” ujar Mbai.

 “Pemberitaan mengenai terorisme radikalisme ini seharusnya bisa berangkat dari satu sisi yang sama, yaitu terorisme radikalisme ini adalah musuh Negara, bukan hanya musuh aparat hukum saja,” ujar Mbai.

“Pembantaian polisi di Palu itu sudah mengidentifikasikan sebagai perlawanan terhadap simbol negara, keinginan mereka untuk mengganti Pancasila dan UUD 45 itu jelas, fatal dan terbukti,” tambah Mbai.

Penelitian yang dilakukan oleh Australian Strategic Policy Institute (ASPI) menunjukkan ada 11 situs yang 100% merupakan propaganda teroris yang dimana 80 – 90 % pengunjung situs tersebut adalah orang Indonesia.

Dunia dan Radikalisme di Indonesia

Pihak internasional sangat menunggu reaksi Indonesia terhadap radikalisme yang berkembang di Indonesia. Pancasila dinilai oleh dunia internasional sebagai dasar yang kuat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk menangani radikalisme yang ada.

Badan Nasional Penanggulangan Teroris sendiri mengharapkan bahwa rencana Kominfo untuk mengadakan kegiatan National Character Building dalam rangka melawan perkembangan radikalisme yang terjadi di Indonesia akan segera terwujud. (L.vi)
Its been a while since since my last graphic design activity, so I just spending my night in front of my laptop and found some cute photos and I matched them with some words. I love doing Photographic..yuup I called these Photographic. Sometimes I think I should print them so I'll have them in real one, not just digital one. That must be fun rite??

Tonight I made 4 cards..about love, smile and food..