Article on HELLO! Indonesia, Edisi Juni 2015. Daniel Mananta
KEDIAMAN MODERN DENGAN SENTUHAN INDONESIA
DANIEL MANANTA
BERNUANSA HIJAU NAMUN INDUSTRIAL


Pagi itu, Tim HELLO! Indonesia sempat agak kesulitan mencari lokasi kediaman lelaki multi talenta yang satu ini. Berlokasi di Jakarta Selatan, Daniel Mananta (33) menempati satu hunian minimalis dengan sentuhan industrial dan nuansa hijau di sekelilingnya. Berkunjung ke rumah berlantai dua ini, HELLO! Indonesia disambut hangat oleh cahaya matahari yang tampak bebas masuk ke seluruh ruangan rumah dan juga suara kicau burung dari sisi kanan rumah.  

INSPIRASI GAYA MELBOURNE 
Lelaki yang melejit namanya di dunia hiburan Tanah Air sejak dirinya keluar sebagai pemenang dalam kompetisi VJ Hunt tahun 2003 ini mengaku sudah memiliki rumah yang ditempatinya saat ini sejak tahun 2008, namun baru sekitar dua tahun terakhir ia memutuskan menempati kediamannya tersebut. “Ketika saya membelinya, rumah ini masih berbentuk bangunan kosong dan dalam tahap pengembangan, tetapi oleh karena lokasi dan konsep rumah yang terlihat asri, saya akhirnya memutuskan untuk membelinya,” papar Daniel membuka percakapan pagi itu. 
“Saat rumah ini sudah jadi, sekitar tahun 2009, saya memutuskan untuk menyewakannya. Nah, sekitar tahun 2013 lalu akhirnya diputuskan untuk mencoba tinggal di rumah ini. Dipikir-pikir kok sayang, punya rumah, tetapi malah disewakan kepada orang lain,” lanjutnya. Setelah menempatinya Daniel pun memutuskan untuk melakukan renovasi besar-besaran di dalamnya. “Tadinya seluruh lantai di rumah ini menggunakan marmer berwarna hitam, tapi hal itu terasa sangat kaku. Belum lagi nyamuk tidak mudah terlihat. Akhirnya saya ganti marmer hitam itu dengan lantai semen, hahaha....,” jelas Daniel tergelak. 

“Sempat diprotes oleh supir saya saat lantai rumah dijadikan lantai semen, dia bilang ‘Bagus-bagus lantai marmer malah dijadikan semen begini, seperti di kampung saya saja’,” tutur Daniel menirukan perkataan supirnya saat itu. “Tapi saya memang berniat untuk memperkaya rumah ini dengan sentuhan nuansa industrial, salah satunya saya mulai dari lantai semen ini,” ungkap lelaki kelahiran Jakarta 14 Agustus 1981 ini. 

Lelaki berbintang Leo ini mengaku bahwa saat ia melakukan proses renovasi rumah ia baru saja pulang dari Melbourne dan sangat terinspirasi dengan interior rumah bergaya Melbourne yang menyatukan unsur industrial dengan alam. “Saya sempat melihat beberapa referensi rumah-rumah di sana. Bahkan ada yang saya ambil secara menyeluruh tanpa membuang sedikit pun,” tutur Daniel tentang pilihan interior rumahnya.
“Saya benar-benar suka dengan rumah ini. Namun tidak ada gading yang tidak retak. Satu-satunya hal yang tidak saya sukai dari rumah ini adalah banyaknya nyamuk. Mungkin karena di belakang rumah ada kebun kosong sehingga nyamuknya berkembang biak lumayan banyak di situ. Jadi saya harus sedikit ekstra menangani kawanan nyamuk ini,” lanjutnya tersenyum. 

Rumah lelaki yang juga dikenal sebagai pembawa acara Indonesia Idol sejak tahun 2007 ini memiliki tampilan yang sangat internasional, namun dirinya tidak lupa untuk menyisipkan unsur Indonesia di dalamnya. “Itu memang cita-cita saya memiliki kediaman yang memiliki internasional look with a little touch of Indonesia. Beberapa produk khas Indonesia seperti kain tenun yang saya jadikan alas tempat duduk ini juga memiliki kisah sendiri di dalamnya,” jelas Daniel. “Bukannya tidak mau ‘meng- Indonesiakan’ tampilan rumah saya, karena bagi saya porsi Indonesia yang ada di rumah ini sudah pas,” lanjut Daniel lagi. 

Pemilihan konsep industrial ini dikatakan Daniel bukannya tanpa melalui pertimbangan tertentu. Dirinya memang menyukai nuansa industrial namun saat diaplikasikan ke rumah, ada beberapa unsur yang sangat dikhawatirkannya. “Konsep interior industrial ini cukup tricky, selain konsep ini belum terlalu tenar di Indonesia, bahayanya konsep ini adalah kalau salah diaplikasikan bisa membuat rumah terlihat seperti kantor atau malah seperti kafe, bukan rumah. Akhirnya saya memutuskan untuk melibatkan unsur kayu yang cukup kental di sini. Menurut saya, unsur kayu itu akan membuat sesuatu yang kaku menjadi lebih homy, nyaman untuk ditinggali,” jelasnya bersemangat.
 
Satu sofa besar di tengah rumah pun menjadi salah satu lokasi favoritnya di rumah untuk menghabiskan waktu luang. “Saya seringkali tertidur di sofa itu, sepertinya sofa itu ada obat biusnya!,” kelakar lelaki pendiri lini fashion DAMN! I Love Indonesia ini. “Selain itu saya juga suka duduk di balkon samping rumah setiap pagi sambil menikmati kopi atau menyelesaikan pekerjaan. Saya masih bisa melihat tupai berjalan- jalan di atas pohon, atau mendengar bunyi burung berkicau. Terkadang juga banyak kupu-kupu beterbangan di sana, very natural and I love it,” lanjutnya. 

Rumah berukuran sedang ini semakin terlihat luas karena tidak ada sekat di dalamnya. Semua ruangan terhubung menjadi satu, mulai dari ruang tamu, ruang makan, dapur dan juga ruang kerja. Belum lagi dominasi kaca- kaca berukuran besar yang terdapat di berbagai penjuru rumah, yang membebaskan cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam rumah. “Saya memang suka tempat yang luas dan juga kaya akan cahaya. Saya tidak suka sekat dan sangat tidak bersahabat dengan tempat gelap,” tuturnya tergelak. 

“Kaca-kaca besar ini memang sengaja saya pasang, supaya sirkulasi udara di dalam rumah juga baik. Saya tidak pernah menutup tirai jendela di kamar saya, biasanya di pagi hari saya akan terbangun karena cahaya matahari yang menyinari wajah saya,” paparnya lagi. 
RUMAH ADALAH HARMONISASI
Peraih piala Panasonic Globe Award tahun 2013 untuk kategori Favorite Talent Show Presenter ini meyakini bahwa rumah itu tidak hanya merupakan satu bangunan saja, tetapi juga harus ada isi di dalamnya. “Saya sering melihat banyak rumah yang bagus sekali, tapi saya “isi” di dalam rumahnya itu berantakan. Bagi saya isi rumah itu bukan hanya sekadar perabotan tetapi juga hubungan antar keluarga. Rumah besar tetapi hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis, itu sama juga bohong,” jelasnya. 

“Saya memiliki prinsip, bahwa saya tidak terlalu memedulikan jenis rumah yang akan ditinggali, tetapi yang terpenting adalah jalinan hubungan yang sangat baik antara saya dan anggota keluarga lainnya. Terdapat harmonisasi di dalamnya. Buat saya, suasana itu baru bisa disebut sebagai rumah,” jelasnya sembari tersenyum tipis. 

MENULARKAN SEMANGAT CINTA TANAH AIR 
Terlahir sebagai warga keturunan Tionghoa ternyata tidak menjadikan sosok Daniel Mananta melupakan jati dirinya sebagai orang Indonesia. Lelaki yang bermain dalam film berjudul Antara Cinta dan Dusta ini mengaku bahwa suntikan patriotik yang ia dapatkan sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mencintai Tanah Air. “Saat saya baru saja kembali ke Indonesia, saya sempat berbincang dengan salah seorang teman dan dia ini sangat skeptis dengan kondisi Indonesia. Mulai dari perkembangan transportasi, politik hingga ekonomi. Akhirnya saya tanya apa yang bisa dibanggakan dari Tanah Air kita ini. Dia jawab, ‘Ya budayanya’,” tutur Daniel bersemangat. 

Melihat kondisi ini Daniel pun memutuskan untuk memfokuskan diri pada pengembangan budaya-budaya Indonesia. Ia pun memodernisasikan budaya Indonesia yang belakangan banyak dianggap ketinggalan zaman oleh kaum muda. “Saya tidak mau kalau sampai budaya Indonesia musnah oleh generasi saya. Penyesalannya itu akan sangat besar,” ujarnya serius. Berbekal tekadnya melestarikan budaya bangsa dan keinginan yang besar untuk memperkenalkan Indonesia ke kancah Internasional, akhirnya lelaki yang memiliki hobi membaca ini pun menciptakan DAMN! I Love Indonesia. 

Satu lini fashion yang kini menjadi salah satu kendaraan baginya untuk menyuarakan kecintaannya terhadap Tanah Air. “DAMN! I Love Indonesia itu bukan hanya sebuah fashion brand. We now become a movement. Satu gerakan ini ditujukan untuk membuat orang-orang banyak bisa mencintai Indonesia. Tidak hanya generasi muda tetapi juga kalangan internasional,” lanjutnya bersemangat. 

Ia juga mengatakan tengah sibuk mengerjakan satu proyek kolaborasi dengan grup musik Slank untuk menyampaikan satu pesan kepada generasi muda, yaitu “Bangkitkan Indonesiamu.” “Semoga kolaborasi yang saya lakukan dengan Slank ini bisa memberikan pengaruh yang positif kepada kaum muda untuk lebih mencintai Indonesia dan bangga akan Indonesia,” pungkas Daniel menutup percakapan dengan HELLO! Indonesia. 


TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO & PENGARAH GAYA: HARY SUBASTIAN
ASISTEN PENGARAH GAYA: AULI CINANTYA
BUSANA: LUWI SALUADJI - POSTOUR & CO

Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, June 2015 Edition
Article on HELLO! Indonesia, Edisi Juni 2015. Bunga Citra Lestari
SOSOK “WANITA TERBAHAGIA”
BUNGA CITRA LESTARI
YANG GEMAR JELAJAHI DUNIA

Menandai 10 tahun perjalanan karier di dunia musik Tanah Air, Bunga Citra Lestari menghadirkan warna baru dalam musiknya. Kepada HELLO! Indonesia ia mengisahkan mengapa kini ia merasa menjadi perempuan yang paling bahagia.


Awan mendung nyata menggantung di langit Jakarta saat HELLO! Indonesia berangkat untuk berjumpa dengan Bunga Citra Lestari di bilangan Selatan Jakarta. Sesi pemotretan pun akhirnya harus dilakukan di bawah rintik hujan. Namun cuaca yang kurang bersahabat tidak mengurangi semangat Unge (panggilan Bunga-Red) bercerita kepada HELLO! Indonesia tentang lagu baru yang berjudul Wanita Terbahagia dan juga kegemarannya menjelajahi dunia.
SUKSES JUGA DI NEGERI JIRAN 
Muda, cantik dan bertalenta. Tampaknya ketiga kata tersebut patut disandingkan dengan sosok perempuan kelahiran Jakarta 22 Maret 1983 ini. Memulai kariernya melalui dunia layar kaca, sekarang Bunga Citra Lestari lebih dikenal sebagai seorang penyanyi. Lagu berjudul Aku Tak Mau Sendiri dan Cinta Pertama (Sunny) yang juga menjadi soundtrack film Cinta Pertama sukses melambungkan namanya di panggung hiburan Indonesia.
Tahun 2015 ini menandai sepuluh tahun eksistensi Bunga Citra Lestari di industri musik Tanah Air. Kini ia hadir dengan single spesialnya yang berjudul Wanita Terbahagia. “Lagu ini adalah lagu yang sangat istimewa untuk saya, yaitu tentang seorang perempuan yang merasa dirinya adalah perempuan yang paling bahagia,” ujar Bunga membuka percakapan siang itu.
“Lagu ini memang ditujukan untuk Ashraf Sinclair, suami saya. Karena bagi saya, sejak bertemu dan menikah dengannya, saya merasa menjadi seorang perempuan yang paling bahagia,” lanjut Bunga sambil tersenyum.
Lagu yang sudah diluncurkan lebih dahulu di negara tetangga Malaysia pada bulan Januari lalu ini, diakui Bunga sukses mendapatkan perhatian dari para penikmat musik Negeri Jiran tersebut. “Alhamdulillah masyarakat di Malaysia menyukainya. Lagu Wanita Terbahagia berhasil menduduki posisi puncak di sana. Saya berharap semoga respon yang saya dapat di Indonesia akan lebih baik lagi,” tutur Bunga bersemangat.
Penyanyi yang kerap membawakan lagu bernuansa pop ballad ini muncul dengan warna musik yang berbeda dari biasanya. Unsur musik etnik seperti gendang dan suling serta nuansa reggae sangat terasa dalam lagu yang ia bawakan kali ini. “Saya sudah menyanyi sejak tahun 2005.
Sekarang tahun 2015 sudah sekitar sepuluh tahun dari masa awal kemunculan saya, jadi saya ingin mempersembahkan sesuatu yang berbeda, yang bisa membuat orang tidak akan menyangka bahwa ini adalah lagu yang dibawakan oleh BCL. Di Malaysia pun banyak yang ‘ragu’ kalau saya membawakan lagu dengan nada etnik dan reggae ini. Karena lagu yang diusung sekarang memang benar-benar berbeda dengan lagu sebelumnya. I’m very excited here!” tuturnya lagi.
Dalam kesempatan ini Bunga kembali bekerja sama dengan Dewiq dan Pay, dua orang yang sudah mendampingi sejak awal kemunculannya. “Saya merasa cocok dengan karya-karya Dewiq dan Pay. Terlebih lagi, lagu dari mereka itu selalu terdengar jujur dari hati, liriknya mudah dicerna dan saat menyanyikannya saya seperti sedang bercerita. Kali ini saya juga dibantu oleh Romi Sangka. Dia sosok yang mengembangkan sisi etnik yang ada di lagu ini,” jelas perempuan yang menghabiskan masa remajanya di kota Serambi Mekkah ini.
Mengenai album baru, Bunga yakin akan bisa segera meluncurkan album baru tahun ini. Bunga mengaku bahwa albumnya juga akan berbeda karena terdapat kejutan-kejutan khusus di dalamnya. Mulai dari jenis musik dan juga orang yang terlibat di dalamnya. “Saya akan berduet dengan Joe Taslim dalam album saya ini,” ujar dengan nada antusias.
KONSEP DOKUMENTER 
Merasa lagu yang dibawakannya sudah kental dengan nuansa etnik, Bunga pun mencoba menghadirkan suasana urban dalam video musik Wanita Terbahagia. Berbeda dengan video musik yang biasanya dibuat di dalam studio, ia hadir dengan konsep video musik layaknya film dokumenter yang mampu menghadirkan sisi pribadi sang penyanyi. “Kebetulan waktu itu saya dan keluarga akan berangkat liburan ke Amerika Serikat. Kami mengunjungi kota Los Angeles. Saya pikir kenapa tidak sekalian bikin video musik saja di sana,” paparnya.
“Saya mengajukan konsep video yang sedikit berbeda, saya ingin membuatnya seperti film dokumenter. Akhirnya diputuskan untuk membuat musik video yang berisi potongan kegiatan saya sedang berlibur dengan keluarga,” tuturnya lagi. “Sekalian sedikit berbagi dengan para penggemar tentang kehidupan pribadi saya. Nah, karena itu benar-benar rekaman real life akhirnya yang menjadi sutradaranya adik ipar sendiri, yaitu Adam Sinclair. Ya, bisa dibilang ini proyek kekeluargaan,” lanjut Bunga sambil terbahak.
SUKA JELAJAHI HAL BARU 
Memiliki kedua orangtua yang bekerja di salah satu institusi negara mengharuskan Bunga sering berpindah-pindah tempat tinggal sejak kecil. “Dari kecil saya sudah terbiasa untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan juga pergi ke berbagai tempat yang berbeda,” kisah perempuan yang sukses menjual album perdananya sebanyak 75 ribu kopi hanya dalam waktu dua hari ini.
Namun ia mengaku bahwa kegemarannya akan traveling sendiri baru benar-benar terlaksana setelah ia menikah. “Bisa dibilang saya sangat menggemari traveling itu setelah hidup bersama Ashraf. Kebetulan dia juga memiliki hobi yang sama, Jadi kami selalu menyediakan waktu khusus untuk melakukan perjalanan setiap tahunnya,” tuturnya lagi. “Kami selalu bepergian untuk mengeksplorasi tempat-tempat baru. Mengeksplorasi budaya baru dan tentunya kuliner yang ada di lokasi yang kami kunjungi,” ujarnya tersenyum.
Perempuan berzodiak Aries ini mengaku bahwa dirinya masih menyimpan keinginan untuk mengunjungi Santorini, satu pulau di negara Yunani yang menjadi salah satu bagian penting dari sejarah peradaban manusia. “Saya juga ingin sekali mengajak Noah (putra Bunga-Red) ke Australia untuk melihat koala,” tuturnya bersemangat.
Ditanya mengenai perjalanan paling menyenangkan yang pernah dialaminya, perempuan berusia 32 tahun ini yakin bahwa semua perjalanan yang ia lakukan selalu menyenangkan. Baginya hal yang berbeda itu hanyalah tentang dengan siapa dirinya melakukan perjalanan tersebut. “Jalan-jalan berdua saja, bertiga dengan anak saya Noah, atau dengan teman-teman. Hal itu saja yang menjadikan perjalanan saya berbeda.” jawabnya. “Perbedaannya terletak pada persiapan yang harus saya lakukan dan juga lokasi wisata yang kami kunjungi juga pastinya akan menjadi berbeda,” lanjutnya lagi.
Bunga pun menceritakan kisahnya saat membawa bayi Noah keliling Eropa, hal yang mengharuskannya membawa sekitar 40 buah kotak makanan kecil untuk menyimpan makanan milik sang buah hati. “Kebetulan Noah itu alergi (pada) beberapa makanan dan saya saat itu tidak mau ambil risiko. Saya pun memutuskan untuk membawa dan membuat makan Noah sendiri selama perjalanan. Akhirnya, setiap akan naik pesawat kami harus mengurus perizinan untuk membawa makanan tersebut dan juga meminta pertolongan pramugari untuk memanaskan makanannya,” cerita Bunga terkekeh.
“Beda lagi kalau saya bepergian dengan Ashraf, biasanya kami lebih santai. Tetapi kalau bepergian dengan dia biasanya ada insiden kesalahan memesan pesawat,” lanjutnya terbahak. “Jadi pernah kami melakukan quick gateway ke Singapura, saat kami akan pulang tiba-tiba petugas di bandara mengatakan bahwa nama kami tidak terdaftar sebagai penumpang. Ternyata oh ternyata, Ashraf memesan tiket bukan untuk hari itu melainkan untuk keesokan harinya. Hahaha....,” Bunga kembali tergelak. “Sejak itu saya selalu mengecek ulang semua persiapan sebelum melakukan perjalanan.”
TRAVELING IS REFRESHING 
Perempuan peraih piala Anugerah Musik Indonesia tahun 2013 untuk kategori Karya Produksi Terbaik (Film OST) ini mengatakan bahwa baginya melakukan perjalanan adalah salah satu cara untuk membuat dirinya merasa lebih baik. “For me, traveling is refreshing, traveling is learning. Saya bisa belajar banyak hal saat melakukan perjalanan-perjalanan tersebut, mulai dari budaya, kebiasaan, etika dan juga kondisi alam di masing- masing tempat,”tutur Bunga. “Dan hal itulah yang sesungguhnya membuat semua perjalanan yang saya lakukan selalu menyenangkan. Selalu ada ilmu baru (yang saya dapat) dari setiap cerita perjalanan saya,” tandas Bunga menutup percakapan seru siang itu.
TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: WINSTON GOMEZ
PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
LOKASI: KEMANG IKON BY ALILA
BUSANA: TODJO BY SAPTO DJOKOKARTIKO


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, June 2015 Edition
Article on HELLO! Indonesia, Edisi Mei 2015. B3
PERTEMUAN KEMBALI
B3 & LUSY RAHMAWATI
GARAP PROYEK NOSTALGIA

Siapa yang tidak mengenal grup menyanyi perempuan kenamaan Tanah Air, B3 atau dulu lebih dikenal dengan nama AB Three. Grup yang berdiri sejak tahun 1993 ini adalah salah satu grup vokal perempuan legendaris yang kemunculannya selalu ditunggu oleh pecinta musik Indonesia. Nola, Widi dan Cynthia kini tengah mempersiapkan satu proyek kolaborasi kejutan bersama dengan komposer musik andal Bebi Romeo. Dipertemukan kembali dengan Lusy Rahmawati di dapur rekaman, empat perempuan cantik ini menuturkan pada HELLO! Indonesia tentang serunya proyek yang sedang mereka garap.

Apa proyek terbaru yang sebenarnya sedang kalian kerjakan?
Nola: “Kami tengah mengerjakan satu proyek berkolaborasi dengan Bebi Romeo. Ia sudah lama ingin mengajak kami bekerja sama namun belum juga terwujud. Akhirnya saat Bebi mulai untuk mengerjakan sebuah album kolaborasi, kami berempat juga diajak untuk terlibat di dalamnya.”

Bagaimana awalnya terlibat proyek tersebut?
Lusy: “Bebi pernah melihat kami menyanyi berempat dalam konser B3 beberapa tahun lalu. Penampilan tersebut dianggap sukses olehnya. Lalu akhirnya mengajak kami untuk mengerjakan proyek kolaborasi antara B3 dengan Lusy. Kami katakan, kenapa tidak, kalau memang hasilnya memuaskan.”
Cynthia: “Ya, sekaligus kami memberikan kejutan pada para penggemar. Rekaman berempat dengan Lusy ini adalah untuk pertama kalinya. Sebelumnya kami hanya tampil bersama di panggung.”
Widi: “Ini juga bisa menjadi ajang pemanasan bagi kami bertiga, mengingat hingga kini belum tahu kapan album kami bertiga akan keluar lagi...hahaha....”

Adakah persiapan tertentu? 
Widi: “Proyek ini baru saja dimulai, sehingga memang masih banyak yang perlu kami persiapkan, mulai dari waktu untuk latihan vokal, latihan koreografi dan juga kegiatan promosi. Di samping itu juga ada persiapan lainnya yang dilakukan oleh Bebi secara pribadi. Terkait label, distribusi, serta produksinya.”
Nola: “Jadi ya saat ini persiapan kami hanya latihan. Karena Bebi sudah pernah mengatakan bahwa lagu ini nantinya akan dibuat video klip. Lagu kami dikatakan akan menjadi salah satu andalan di album ini.” Bagaimana menyesuaikan jadwal antara satu sama lain?

Apakah ada kendala yang dihadapi?
Widi: “Syukurnya tidak ada kendala. Saat mendapat tawaran untuk menyanyi semuanya bisa di kompromikan,”
Nola: “Sejauh ini kami saling menyesuaikan. Alhamdulillah lancar-lancar saja.”
Lusy: “Kalau saya secara pribadi memang agak sulit, tetapi saya harus usahakan untuk sesuatu yang sudah menjadi passion saya. Untungnya kami semua sudah berkeluarga, sehingga kami bisa saling memahami bahwa urusan keluarga itu tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Ritme kegiatan kami berempat kurang lebih sama.”
Cynthia: “Kembali lagi kalau memang ada keinginan, pasti akan diberikan jalan. Buat saya kalau memang sudah jodoh, pasti akan ada momennya.”

Harapan tentang single baru ini?
Cynthia:
“Doa kami semoga bisa meledak di pasaran, tetapi kami tidak mau ngoyo dan santai saja menjalaninya.”
Nola: “Pada dasarnya kami selalu positif. Kami selalu ingin menghibur pecinta musik Indonesia, pecinta B3. Proyek ini bisa dikatakan proyek reuni. Mengumpulkan kembali semuanya, dan membahagiakan orang-orang yang masih mencintai kami sampai detik ini.”
Lusy: “Hal yang terpenting adalah kami happy mengerjakan proyek ini, anak-anak, suami dan keluarga juga happy. Apabila memang di masa mendatang hal ini berkelanjutan, maka kami pun akan amat bersyukur.”

TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: INSAN OBI
PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
LOKASI: BART, ARTOTEL THAMRIN
BUSANA: TOMODACHI & MANGO

Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, May 2015 Edition
Rubrik: Di Balik Layar