Kediaman Modern dengan Sentuhan Indonesia Daniel Mananta, Bernuansa Hijau Namun Industrial



Article on HELLO! Indonesia, Edisi Juni 2015. Daniel Mananta
KEDIAMAN MODERN DENGAN SENTUHAN INDONESIA
DANIEL MANANTA
BERNUANSA HIJAU NAMUN INDUSTRIAL


Pagi itu, Tim HELLO! Indonesia sempat agak kesulitan mencari lokasi kediaman lelaki multi talenta yang satu ini. Berlokasi di Jakarta Selatan, Daniel Mananta (33) menempati satu hunian minimalis dengan sentuhan industrial dan nuansa hijau di sekelilingnya. Berkunjung ke rumah berlantai dua ini, HELLO! Indonesia disambut hangat oleh cahaya matahari yang tampak bebas masuk ke seluruh ruangan rumah dan juga suara kicau burung dari sisi kanan rumah.  

INSPIRASI GAYA MELBOURNE 
Lelaki yang melejit namanya di dunia hiburan Tanah Air sejak dirinya keluar sebagai pemenang dalam kompetisi VJ Hunt tahun 2003 ini mengaku sudah memiliki rumah yang ditempatinya saat ini sejak tahun 2008, namun baru sekitar dua tahun terakhir ia memutuskan menempati kediamannya tersebut. “Ketika saya membelinya, rumah ini masih berbentuk bangunan kosong dan dalam tahap pengembangan, tetapi oleh karena lokasi dan konsep rumah yang terlihat asri, saya akhirnya memutuskan untuk membelinya,” papar Daniel membuka percakapan pagi itu. 
“Saat rumah ini sudah jadi, sekitar tahun 2009, saya memutuskan untuk menyewakannya. Nah, sekitar tahun 2013 lalu akhirnya diputuskan untuk mencoba tinggal di rumah ini. Dipikir-pikir kok sayang, punya rumah, tetapi malah disewakan kepada orang lain,” lanjutnya. Setelah menempatinya Daniel pun memutuskan untuk melakukan renovasi besar-besaran di dalamnya. “Tadinya seluruh lantai di rumah ini menggunakan marmer berwarna hitam, tapi hal itu terasa sangat kaku. Belum lagi nyamuk tidak mudah terlihat. Akhirnya saya ganti marmer hitam itu dengan lantai semen, hahaha....,” jelas Daniel tergelak. 

“Sempat diprotes oleh supir saya saat lantai rumah dijadikan lantai semen, dia bilang ‘Bagus-bagus lantai marmer malah dijadikan semen begini, seperti di kampung saya saja’,” tutur Daniel menirukan perkataan supirnya saat itu. “Tapi saya memang berniat untuk memperkaya rumah ini dengan sentuhan nuansa industrial, salah satunya saya mulai dari lantai semen ini,” ungkap lelaki kelahiran Jakarta 14 Agustus 1981 ini. 

Lelaki berbintang Leo ini mengaku bahwa saat ia melakukan proses renovasi rumah ia baru saja pulang dari Melbourne dan sangat terinspirasi dengan interior rumah bergaya Melbourne yang menyatukan unsur industrial dengan alam. “Saya sempat melihat beberapa referensi rumah-rumah di sana. Bahkan ada yang saya ambil secara menyeluruh tanpa membuang sedikit pun,” tutur Daniel tentang pilihan interior rumahnya.
“Saya benar-benar suka dengan rumah ini. Namun tidak ada gading yang tidak retak. Satu-satunya hal yang tidak saya sukai dari rumah ini adalah banyaknya nyamuk. Mungkin karena di belakang rumah ada kebun kosong sehingga nyamuknya berkembang biak lumayan banyak di situ. Jadi saya harus sedikit ekstra menangani kawanan nyamuk ini,” lanjutnya tersenyum. 

Rumah lelaki yang juga dikenal sebagai pembawa acara Indonesia Idol sejak tahun 2007 ini memiliki tampilan yang sangat internasional, namun dirinya tidak lupa untuk menyisipkan unsur Indonesia di dalamnya. “Itu memang cita-cita saya memiliki kediaman yang memiliki internasional look with a little touch of Indonesia. Beberapa produk khas Indonesia seperti kain tenun yang saya jadikan alas tempat duduk ini juga memiliki kisah sendiri di dalamnya,” jelas Daniel. “Bukannya tidak mau ‘meng- Indonesiakan’ tampilan rumah saya, karena bagi saya porsi Indonesia yang ada di rumah ini sudah pas,” lanjut Daniel lagi. 

Pemilihan konsep industrial ini dikatakan Daniel bukannya tanpa melalui pertimbangan tertentu. Dirinya memang menyukai nuansa industrial namun saat diaplikasikan ke rumah, ada beberapa unsur yang sangat dikhawatirkannya. “Konsep interior industrial ini cukup tricky, selain konsep ini belum terlalu tenar di Indonesia, bahayanya konsep ini adalah kalau salah diaplikasikan bisa membuat rumah terlihat seperti kantor atau malah seperti kafe, bukan rumah. Akhirnya saya memutuskan untuk melibatkan unsur kayu yang cukup kental di sini. Menurut saya, unsur kayu itu akan membuat sesuatu yang kaku menjadi lebih homy, nyaman untuk ditinggali,” jelasnya bersemangat.
 
Satu sofa besar di tengah rumah pun menjadi salah satu lokasi favoritnya di rumah untuk menghabiskan waktu luang. “Saya seringkali tertidur di sofa itu, sepertinya sofa itu ada obat biusnya!,” kelakar lelaki pendiri lini fashion DAMN! I Love Indonesia ini. “Selain itu saya juga suka duduk di balkon samping rumah setiap pagi sambil menikmati kopi atau menyelesaikan pekerjaan. Saya masih bisa melihat tupai berjalan- jalan di atas pohon, atau mendengar bunyi burung berkicau. Terkadang juga banyak kupu-kupu beterbangan di sana, very natural and I love it,” lanjutnya. 

Rumah berukuran sedang ini semakin terlihat luas karena tidak ada sekat di dalamnya. Semua ruangan terhubung menjadi satu, mulai dari ruang tamu, ruang makan, dapur dan juga ruang kerja. Belum lagi dominasi kaca- kaca berukuran besar yang terdapat di berbagai penjuru rumah, yang membebaskan cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam rumah. “Saya memang suka tempat yang luas dan juga kaya akan cahaya. Saya tidak suka sekat dan sangat tidak bersahabat dengan tempat gelap,” tuturnya tergelak. 

“Kaca-kaca besar ini memang sengaja saya pasang, supaya sirkulasi udara di dalam rumah juga baik. Saya tidak pernah menutup tirai jendela di kamar saya, biasanya di pagi hari saya akan terbangun karena cahaya matahari yang menyinari wajah saya,” paparnya lagi. 
RUMAH ADALAH HARMONISASI
Peraih piala Panasonic Globe Award tahun 2013 untuk kategori Favorite Talent Show Presenter ini meyakini bahwa rumah itu tidak hanya merupakan satu bangunan saja, tetapi juga harus ada isi di dalamnya. “Saya sering melihat banyak rumah yang bagus sekali, tapi saya “isi” di dalam rumahnya itu berantakan. Bagi saya isi rumah itu bukan hanya sekadar perabotan tetapi juga hubungan antar keluarga. Rumah besar tetapi hubungan antar anggota keluarga tidak harmonis, itu sama juga bohong,” jelasnya. 

“Saya memiliki prinsip, bahwa saya tidak terlalu memedulikan jenis rumah yang akan ditinggali, tetapi yang terpenting adalah jalinan hubungan yang sangat baik antara saya dan anggota keluarga lainnya. Terdapat harmonisasi di dalamnya. Buat saya, suasana itu baru bisa disebut sebagai rumah,” jelasnya sembari tersenyum tipis. 

MENULARKAN SEMANGAT CINTA TANAH AIR 
Terlahir sebagai warga keturunan Tionghoa ternyata tidak menjadikan sosok Daniel Mananta melupakan jati dirinya sebagai orang Indonesia. Lelaki yang bermain dalam film berjudul Antara Cinta dan Dusta ini mengaku bahwa suntikan patriotik yang ia dapatkan sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang mencintai Tanah Air. “Saat saya baru saja kembali ke Indonesia, saya sempat berbincang dengan salah seorang teman dan dia ini sangat skeptis dengan kondisi Indonesia. Mulai dari perkembangan transportasi, politik hingga ekonomi. Akhirnya saya tanya apa yang bisa dibanggakan dari Tanah Air kita ini. Dia jawab, ‘Ya budayanya’,” tutur Daniel bersemangat. 

Melihat kondisi ini Daniel pun memutuskan untuk memfokuskan diri pada pengembangan budaya-budaya Indonesia. Ia pun memodernisasikan budaya Indonesia yang belakangan banyak dianggap ketinggalan zaman oleh kaum muda. “Saya tidak mau kalau sampai budaya Indonesia musnah oleh generasi saya. Penyesalannya itu akan sangat besar,” ujarnya serius. Berbekal tekadnya melestarikan budaya bangsa dan keinginan yang besar untuk memperkenalkan Indonesia ke kancah Internasional, akhirnya lelaki yang memiliki hobi membaca ini pun menciptakan DAMN! I Love Indonesia. 

Satu lini fashion yang kini menjadi salah satu kendaraan baginya untuk menyuarakan kecintaannya terhadap Tanah Air. “DAMN! I Love Indonesia itu bukan hanya sebuah fashion brand. We now become a movement. Satu gerakan ini ditujukan untuk membuat orang-orang banyak bisa mencintai Indonesia. Tidak hanya generasi muda tetapi juga kalangan internasional,” lanjutnya bersemangat. 

Ia juga mengatakan tengah sibuk mengerjakan satu proyek kolaborasi dengan grup musik Slank untuk menyampaikan satu pesan kepada generasi muda, yaitu “Bangkitkan Indonesiamu.” “Semoga kolaborasi yang saya lakukan dengan Slank ini bisa memberikan pengaruh yang positif kepada kaum muda untuk lebih mencintai Indonesia dan bangga akan Indonesia,” pungkas Daniel menutup percakapan dengan HELLO! Indonesia. 


TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO & PENGARAH GAYA: HARY SUBASTIAN
ASISTEN PENGARAH GAYA: AULI CINANTYA
BUSANA: LUWI SALUADJI - POSTOUR & CO

Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, June 2015 Edition

No comments:

Post a Comment