Kemantapan Astrid Jalani Dua Peran

Article on HELLO! Indonesia, Edisi Februari 2015. Astrid
KEMANTAPAN ASTRID JALANI DUA PERAN
Astrid Satriasari, atau lebih dikenal dengan nama Astrid memulai karier menyanyinya secara profesional pada tahun 2003 di bawah salah satu label musik kenamaan Tanah Air. Dengan lagu berjudul Ratu Cahaya, Astrid ikut mengisi album soundtrack film horor Indonesia yang berjudul Tusuk Jelangkung. Tidak hanya berhenti sampai di situ, penyanyi kelahiran Surabaya 32 tahun silam ini juga didaulat untuk membawakan satu single anyar karya Yovie Widianto yang berjudul Tak 100% di dalam album kompilasi milik Yovie yang berjudul A Portrait of Yovie. Pada suatu sore, Astrid pun berkesempatan bercerita kepada Tim HELLO! Indonesia tentang kesibukan serta mimpinya di dunia musik.
Apa kegiatan Anda akhir-akhir ini?
“Kegiatan saya akhir-akhir ini masih tetap berkutat disekitar dunia musik. Saya masih terus melakukan kegiatan promosi album terakhir saya yang berjudul Terpukau yang dikeluarkan pada akhir tahun 2013 lalu. Tetapi saat ini saya juga sudah memulai kegiatan workshop untuk persiapan album baru. Selain itu, sebagai seorang ibu, saya tetap disibukkan dengan kegiatan merawat anak serta bisnis kecil-kecilan yang saya jalankan di luar dunia musik.”
Sedikit bernostalgia, kapan Anda mulai terjun ke dunia musik?
“Sekitar tahun 2003, tapi itu adalah saat saya memulai karier sebagai penyanyi profesional. Sementara itu, di dunia musik, saya sudah aktif sejak duduk di bangku sekolah lanjutan tingkat atas. Saya bahkan sempat mendapatkan banyak penghargaan saat itu. Salah satunya adalah penghargaan Best Vocal dalam Festival Band SMA se-Surabaya. Menginjak masa kuliah, saya aktif tampil secara rutin di Colors Café Surabaya, sampai akhirnya pihak kafe menawarkan demo suara saya kepada Sony Music Indonesia. Mungkin memang rezeki saya, buah dari penawaran demo suara tersebut masih berlanjut hingga saat ini.”
Apa kendala yang Anda hadapi antara menjadi seorang ibu dan penyanyi?
“Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada kendala yang berarti yang saya alami. Keduanya masih bisa dijalankan dengan baik, walaupun kadang agak sedikit rumit kalau tiba-tiba ada hal darurat terjadi. Misalnya, saat saya harus manggung lalu ternyata anak juga sedang sakit. Tapi sejauh ini aman-aman saja.”
Adakah mimpi tersendiri dalam bermusik?
“Mimpi saya dalam bermusik, masih banyak sekali. Saya ingin sekali bisa membuat satu project yang berbeda dari biasanya. Ingin bisa mengadakan konser dan membawakan lagu milik saya dan juga lagu-lagu yang memberi inspirasi saya dalam bermusik. Lagu-lagu milik BjÖrk misalnya, kebetulan BjÖrk adalah salah satu penyanyi yang menjadi panutan saya saat bermusik.”
Kalau target pencapaian penghargaan tertentu?
“Penghargaan, hmm…saya rasa tidak. Jujur, bagi saya penghargaan itu layaknya bonus. Saat sesuatu yang kita kerjakan diapresiasi oleh orang lain hingga mendapatkan satu penghargaan, ya itu adalah bonusnya. Pada dasarnya saya hanya ingin berkarya saja, entah mendapatkan penghargaan atau pun tidak.”
Bagaimana dukungan keluarga Anda terhadap karier bermusik?
“Dukungan mereka sangat besar. Apalagi suami saya, dia salah satu orang yang memberikan dukungan terbesar bagi saya. Dia memahami bahwa menyanyi adalah salah satu hal yang bisa membuat saya bahagia, jadi tidak pernah melarang saya untuk bernyanyi walaupun saat ini kami sudah memiliki anak. Yang dia minta hanya kemauan saya untuk bisa menyadari porsi yang ada sekarang. Kalau dulu saat masih sendiri saya bisa bekerja hingga tidak pulang seminggu, tetapi kalau sekarang sehari saja tidak pulang sudah ada yang mencari. Ya memang harus ada yang dikorbankan, tetapi saya pribadi dengan kondisi yang ada saat ini juga tidak mungkin bisa pergi berhari-hari begitu saja. Sehari tidak bertemu anak saya, saya sudah sangat rindu.”

Apakah arti cinta menurut Astrid?
“Cinta itu adalah salah satu hal terpenting yang harus kita miliki dalam kehidupan. Jika seseorang tidak memiliki rasa cinta dalam hidupnya, mungkin lebih baik mati saja. Buat saya bahkan jika cinta dibandingkan dengan uang, uang itu menjadi tidak ada artinya. Walaupun memiliki banyak uang tetapi tidak memiliki rasa cinta, you will feel empty inside. Tidak akan ada kebahagiaan yang bisa dirasakan jika tidak ada orang yang kita cintai, mengingat tidak ada orang yang bisa kita ajak berbagi.”
Sosok Astrid dalam tiga kata?
Perfectionist, moody dan tomboi. Sisi tomboi saya itu mulai jelas terlihat saat saya duduk di bangku SMA. Hasilnya masih terbawa hingga saat ini, walaupun sudah menjadi seorang ibu. Perfectionist, saya selalu ingin semuanya serba teratur, jangan sampai ada yang terlewat, terlebih untuk pekerjaan. Bahkan untuk hal yang kecil, saya berusaha untuk selalu disiplin. Dari masalah ketepatan waktu hingga ke barang yang saya bawa. Saya harus mengetahui dengan jelas masalah penataannya, jangan sampai ada yang berpindah dari tempatnya. Kalau tiba-tiba penataannya berubah maka mood saya akan juga berubah. Semuanya akan menjadi tidak efektif.”
 
TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO/DI: HANAFI
PENATA GAYA: LISTYA DIAH
TATA RIAS WAJAH & RAMBUT: NITA JS (087883040818)
BUSANA: DIANE VON FURSTENBERG


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, February 2015 Edition
Rubrik: Di balik Layar

No comments:

Post a Comment