Berkat Hobi Menata dan Merawat Rumah, Agatha Suci Wulandari Bangun Satu Hunian Klasik Eklektik

Article on HELLO! Indonesia, Edisi Februari 2015. Agatha Suci Wulandari
BERKAT HOBI MENATA DAN MERAWAT RUMAH
AGATHA SUCI WULANDARI

BANGUN SATU HUNIAN KLASIK EKLEKTIK




Demi memenuhi syarat yang diberikan oleh sang ayah sebelum ia menikah, Agatha Suci Wulandari (30) akhirnya membangun satu hunian untuk keluarga kecilnya di wilayah Barat Jakarta yang sedikit menjauh dari keramaian pusat kota. Kepada Tim HELLO! Indonesia ia pun menceritakan keseruan saat menata rumahnya yang bergaya klasik eklektik.

RENOVASI SELAMA TIGA TAHUN
Pemilik rumah tingkat tiga berwarna putih dengan nuansa asri menyambut kedatangan HELLO! Indonesia di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Saat memasuki rumah, sentuhan kehangatan perempuan yang kerap disapa dengan panggilan Suci ini seketika terasa memenuhi udara. Berbagai barang dengan nilai seni tinggi menyebar di sekeliling rumah, dan juga puluhan pigura tampak menghiasi setiap sudut rumah. Pemilik rumah yang satu ini terlihat sangat senang mengabadikan rekam jejak kehidupannya. Rumah yang didominasi dengan warna putih ini hadir dalam nuansa rumah klasik ala Amerika yang hangat. Meski Suci mengakui bahwa dirinya memang terinspirasi dari rumah- rumah Amerika, namun baginya rumahnya ini sendiri hadir dengan konsep klasik eklektik.

“Alasan saya akhirnya membeli rumah ini sebenarnya cukup unik. Membeli rumah adalah salah satu syarat wajib yang diajukan oleh ayah ketika saya akan menikah. Beliau mengatakan pokoknya kalau belum beli rumah, belum boleh menikah. Maklum ayah saya masih terbilang cukup konvensional,” ujar Suci membuka percakapan dengan HELLO! Indonesia. Rumah yang terletak di kawasan Jakarta Barat ini dikatakan oleh Suci juga dipilihnya karena faktor lokasi. 

“Suami saya sudah terbiasa tinggal di daerah sekitar sini. Dia mengatakan kepada saya bahwa lokasi di sini nyaman, dan akses kemana-mana juga mudah. Begitu keluar kompleks, kita langsung bisa masuk jalur tol JORR dan juga tidak terlalu jauh dari pusat kota. Akhirnya saya pun setuju untuk membeli rumah di daerah ini,” lanjutnya lagi.

“Rumah ini dulunya saya beli memang sudah berbentuk rumah jadi, mengingat posisinya juga di dalam kompleks perumahan. Namun saat awal membeli, rumah ini hanya memiliki dua lantai. Lalu saya renovasi sehingga sekarang memiliki tiga lantai. Saya membutuhkan waktu selama tiga tahun untuk merenovasi rumah ini. Awalnya, karena kami pasangan yang baru mau menikah, saya dan suami mencoba membatasi segala jenis perubahan yang akan kami lakukan terhadap rumah ini, namun akhirnya renovasi malah melebar kemana-mana dan menghabiskan waktu yang ternyata lumayan juga. Maklumlah kebetulan saya dan suami sama-sama menyukai rumah, mengingat dia memiliki latar pendidikan arstitek dan saya sangat menggemari desain interior. Alhasil semuanya dirancang ulanglah,” ujar Suci sambil tergelak.
“Contohnya saat saya merenovasi kamar mandi, untuk melakukan pemilihan jenis material apa yang akan digunakan untuk lantainya saja sempat bongkar-pasang. Sudah sempat dipasang granite tile, begitu selesai rasanya kurang cocok. Mendadak saya merasa kamar mandi ini lebih bagus menggunakan marmer, akhirnya dibongkar lagi, lalu diganti menggunakan marmer. Yang paling heboh adalah saat mengerjakan lantai depan. Material untuk lantai teras itu diganti beberapa kali, mulai dari conblock, keramik, dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan materi granit bakar. Luar biasalah perjuangannya,” lanjut Suci sambil kembali tertawa.

“Untuk konsep rumah, saya memasukkan semua hal yang saya sukai. Terkesan eklektik, tapi pada dasarnya rumah ini lebih bertema klasik. Ya, bisalah jika disebut sebagai konsep klasik-eklektik,” ujar penyanyi cantik yang merupakan salah satu finalis dari ajang pencarian bakat Indonesian Idol season pertama ini.

“Saya suka dengan rumah Amerika, karena desain-desain rumah Amerika itu buat saya terkesan sangat hangat dan juga nuansanya lebih long lasting. Bukannya tidak suka dengan konsep rumah yang minimalis, tetapi bagi saya konsep rumah minimalis itu terkesan lebih dingin. Sementara itu, rumah dengan gaya klasik Amerika ini lebih seperti rumah pada umumnya. Selain itu saya ingin rumah saya ini jika dilihat sekarang maupun sepuluh tahun lagi rasanya akan sama saja, tidak berubah,” papar Suci lebih lanjut.

Sang suami berperan sebagai arsitek rumah, sementara Suci, ia berperan total sebagai seorang desainer interior bagi rumahnya. Mulai dari pemilihan warna, perabot, dan juga penataan barang semua dilakukan sendiri oleh sang nyonya rumah. Untuk pemilihan perabot rumah, Suci mengaku tidak pernah mengaku memiliki referensi khusus. “Saya kan orangnya spontan. Jadi terkadang saat saya mengunjungi satu toko perabotan atau tidak sengaja bertemu dengan pengrajin perabot di pinggir jalan dan saya merasa suka dengan barang tersebut bisa saja langsung saya beli,” ujarnya tergelak. “Nah untuk rumah ini, memang banyak yang disesuaikan seperti lemari, meja makan dan kitchen set, tapi banyak juga barang-barang yang saya beli jadi,” lanjutnya.

Pekerjaan suami di bidang seni diakui Suci mempermudah dirinya saat harus membeli perabotan untuk rumahnya. “Kebetulan suami saya bekerja di bidang seni yang juga berhubungan dengan furniture, lalu akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan beberapa furniture yang memang kami miliki. Salah satunya meja jati yang saya gunakan di ruang makan dan juga meja yang ada di ruang perpustakaan,” ujar Suci lagi. Perabotan berbahan kayu jati dipilih oleh Suci karena perawatannya yang mudah dan tahan lama.

“Ada kejadian lucu saat saya harus membawa meja kayu jati sepanjang empat meter ke lantai tiga rumah. Itu sempat merepotkan banyak orang, mengingat bobotnya yang sangat berat,” ujarnya terkekeh. Suci juga mengatakan bahwa ia memiliki kegemaran tersendiri terhadap perabotan klasik. “Saya gemar membeli perabotan klasik, kemudian saya ubah dengan sentuhan modern, seperti kursi di ruang makan rumah saya. Kursi- kursi itu saya beli dari pengrajin di pinggir jalan, aslinya berwarna cokelat lalu kemudian saya cat lagi dengan warna hitam,” lanjutnya bersemangat. “Banyak yang mengatakan kalau pengrajin pinggir jalan kan tidak begitu bagus, tetapi saya suka saja tuh. Kalau memang terdapat cacat di perabotan yang saya beli, itu namanya human error, jadi wajar saja,” tegas Suci.
PENGGEMAR BERAT LUKISAN
Lukisan menjadi salah satu elemen interior yang bisa dengan mudah ditemukan di dalam rumah perempuan cantik yang satu ini. Ia mengakui bahwa ia dan sang suami memiliki kegemaran yang sama terhadap seni, dan lukisan adalah salah satunya. “Saya dan suami sama-sama penikmat seni. Kami berdua juga sangat menghargai barang seni, salah satunya ya lukisan. Itu juga kenapa di rumah saya ini banyak sekali terdapat lukisan. Bisa dilihat dari saat pintu rumah dibuka sudah terlihat satu lukisan berukuran sangat besar yang tergantung di dinding rumah,” ujar Suci saat disinggung mengenai puluhan pigura yang menggantung di berbagai sudut rumah.

“Kami berdua pada dasarnya menghargai karya seni yang dikerjakan oleh siapa pun, tetapi untuk lukisan kebetulan ada satu pelukis favorit yang bernama Agung Mangu Putra, beliau adalah salah satu maestro lukisan Tanah Air yang berasal dari Bali. Cukup banyak lukisan-lukisan di rumah ini yang merupakan hasil karya Gung Mangu, mulai dari lukisan berukuran besar hingga ke lukisan kecil dan juga sketsa,” lanjutnya lagi.

“Satu lukisan karyanya yang menjadi favorit saya adalah lukisan yang digantung di dekat tangga,” tuturnya bersemangat. Suci juga mengaku karena apresiasi yang sering ia dan suami berikan pada sang pelukis, kini mereka berdua malahan menjalin hubungan pertemanan yang cukup baik dengan sang pelukis. “Ya, karena hubungan baik itu juga koleksi lukisan saya juga bertambah, hahaha...”ujar Suci dibarengi dengan senyuman lebar.
Dibangun ditanah dengan luas sekitar 200 meter persegi ini, rumah ini memiliki total ruangan sebanyak delapan yang terdiri dari satu ruang tidur utama, dua ruang tidur anak, satu ruang tidur tamu, dua kamar mandi utama, satu kamar mandi tamu dan satu ruang bermain sekaligus perpustakaan. “Ruang bermain untuk anak saya terletak di lantai tiga dan merupakan ruangan terluas yang ada di rumah ini. Sengaja saya buat cukup luas, karena kedua anak saya termasuk cukup aktif. Mereka senang sekali berlarian. Selain itu, ruangan tersebut juga berfungsi sebagai ruang perpustakaan tempat saya menghabiskan waktu untuk membaca,” ujar Suci.

Perempuan yang mengaku sebagai orang rumahan ini mengaku bahwa merapikan dan menata rumah adalah kegemarannya. “Saya mengatur semua yang ada di dalam rumah ini, mulai dari yang diletakkan begitu saja atau pun digantung. Saya tidak betah melihat sesuatu barang berada di satu tempat untuk waktu yang lama. Maka saya sering melakukan perubahan letak barang di rumah. Kalau saya lama tidak mengubah letak barang-barang biasanya pegawai saya yang malah ikutan bingung dan menanyakan “Ibu, tumben gak pindah-pindahin barang?,” ujarnya sambil kembali tergelak.

“Rumah saya ini ibarat sebuah puzzle raksasa. Belum lagi jika ada lukisan baru yang datang atau lukisan lama yang keluar. Maka, lokasinya pasti tidak akan sama dan harus disesuaikan dengan ukurannya,” lanjutnya lagi sambil tersenyum lebar.

SIAPKAN MINI ALBUM TERBARU 
Selain tergabung dalam grup vokal FIRE yang baru saja menggelar konser beberapa waktu lalu di Jakarta. Suci juga sedang disibukkan dengan kegiatan take vocal untuk kebutuhan single terbarunya. “Mudah-mudahan akan segera keluar lagunya. Kali ini saya bekerja dengan salah seorang maestro musik Tanah Air, Tohpati,” ungkap Suci. “Rencananya juga akan mengeluarkan satu mini album baru, yang berisi sekitar lima hingga enam lagu,” lanjutnya lagi. “Banyak yang bertanya kenapa tidak langsung full album, saya mencoba menyadari kondisi yang saya miliki saat ini. Dengan dua anak dan kegiatan lainnya, energi saya rasanya hanya bisa digunakan untuk mini album dahulu, malahan sementara ini lebih fokus mengeluarkan single,” lanjutnya lagi. “Tetapi ke depannya saya memang mempersiapkan diri untuk melirik pasar internasional dengan membuat single yang berbahasa Mandarin,” tandasnya.

Kegemaran Suci menata rumah juga ternyata berbuah manis. Saat ini ia tengah mengerjakan satu proyek merancang interior satu apartemen di bilangan Senopati. “Pemilik apartemen ini adalah pelanggan suami saya, dia membeli satu meja kayu dari suami saya. Kebetulan lagi dia sempat main ke rumah ini dan ternyata dia senang dengan desain interior rumah saya. Akhirnya dia bertanya siapa yang mendesain interior rumah ini. Saat mengetahui bahwa bahwa itu saya, dia langsung meminta saya untuk mendesain interior apartemennya. Awalnya sempat menolak mengingat waktu yang saya miliki juga tidak begitu banyak, dan kalaupun saya terima pekerjaan ini pasti akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar,” ujar Suci. “Tapi, mungkin memang sudah rezekinya. Walaupun sudah tahu kondisi waktu yang saya miliki, dia tetap meminta saya mengerjakannya. Meskipun lama, dia senang melihat hasil pekerjaan saya,”lanjut Suci lagi.

Sibuk dengan dunia menyanyi dan desain, Suci tidak pernah melupakan perannya sebagai ibu bagi kedua putra putrinya, Kahlia Adinda dan Arsa Nuraga. “Kegiatan saya dan anak-anak juga cukup menyita waktu saya, tetapi kegiatan yang satu itu sangatlah membahagiakan saya,” ujarnya tersenyum. “Saya mengantarkan dan menjemput sendiri anak saya ke sekolah mereka. Walaupun kebetulan mereka pulang dengan jam yang berbeda- beda dan menyebabkan saya harus bolak balik ke sekolah tetapi saya sangat menikmatinya. Dulu sempat berpikir untuk menggunakan jasa supir, tetapi setelah dipikirkan kembali, saya urungkan niat itu. Mengingat waktu saya dengan anak-anak terkadang hanyalah itu. Terlebih jika sedang ada pekerjaan menyanyi, dan harus seharian di luar rumah. Jadi ya, saya nikmati saja semuanya,” ujarnya menutup percakapan yang penuh dengan canda tawa sore itu.

TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO/ D.I: RINAL WIRATAMA
PENGARAH GAYA: BUNGBUNG MANGARAJA
TATA RIAS & RAMBUT: NITA JS (087883040818)
BUSANA & AKSESORI: CHRISTIAN DIOR
Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, February 2015 Edition
Rubrik: Home Sweet Home

No comments:

Post a Comment