Hunian Klasik Modern Alya Rohali yang Tak Lekang Waktu
Article on HELLO! Indonesia, Edisi Juli 2015. Alya Rohali
HUNIAN KLASIK MODERN ALYA ROHALI
YANG TAK LEKANG WAKTU
Tidak sulit mencari kediaman perempuan cantik kelahiran Jakarta, 1 Desember 1976 ini. Berlokasi di Jakarta Selatan, Alya Rohali menempati satu kediaman berlantai dua berwarna putih gading. Kepada HELLO! Indonesia, ia bertutur tentang konsep rumahnya dan kesibukan menjalani peran sebagai ibu dan juga seorang notaris.
KONSEP MODERN KLASIK
Sedikit berbeda dengan orang kebanyakan, perempuan yang pernah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia tahun 2006 ini mengakui memang berkeinginan memiliki rumah dengan konsep modern klasik. “Saya ingin sesuatu yang lebih long-lasting, tidak terlalu kuno walaupun tidak mengikuti tren yang ada sekarang. Saya ingin satu rumah yang tetap bisa disesuaikan dalam berbagai kondisi dan rasanya konsep modern klasik lah yang paling tepat,” tutur istri dari Faiz Ramzy Rachbini membuka percakapan siang itu.
Sementara itu, proses mendapatkan rumah ini juga tidak terbilang mudah menurut Alya. Dirinya dan suami menghabiskan waktu yang cukup lama sampai akhirnya mendapatkan rumah di bilangan Jakarta Selatan ini. “Dulu rumah saya berada di kawasan Hang Jebat, tapi kebetulan belum milik sendiri, masih sewa. Saat masa sewa sudah hampir habis, kami pun berpikir rasanya kali ini lebih baik kami membeli rumah dan bukan menyewa kembali,” lanjutnya. “Sempat ketar-ketir karena proses membeli rumah itu tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya lokasi. Nah, satu waktu Mas Ramzy lewat di daerah sini dan menemukan satu rumah yang dipasangi papan tanda dijual. Kami langsung jatuh cinta kepada rumah ini dan akhirnya kami putuskan untuk membelinya,” ceritanya sambil tersenyum.
Perempuan yang selalu tampil anggun dan pernah meraih penghargaan Panasonic Award tahun 2002 untuk kategori Presenter Kuis Terfavorit ini pun menuturkan bahwa Jakarta Selatan memang menjadi lokasi yang ia inginkan, karena lokasi tersebut mudah diakses dari sekolah anak- anak dan juga kantor sang suami. “Saya tidak ingin menghabiskan waktu yang lebih banyak di jalan, jadi pilihan kami jatuh ke lokasi di tengah kota,” lanjutnya.
Rumah dengan luas sekitar 400 meter persegi ini pun akhirnya mengalami proses renovasi, tanpa merobohkan bangunan secara keseluruhan. Alya mengatakan bahwa masih ada beberapa bagian rumahnya sekarang yang merupakan bawaan dari struktur rumah terdahulu. Rumah ini pun hanya menghabiskan waktu renovasi sekitar sembilan bulan saja.
Ibu dari tiga orang putri ini menuturkan bahwa ia dibantu oleh beberapa pihak saat melakukan renovasi rumah di antaranya arsitek, desainer interior dan desainer produk dari Hadiprana. “Arsitek rumah ini adalah teman Mas Ramzy yang beristrikan seorang desainer interior, sehingga komunikasi kami terjalin lebih baik lagi. Mungkin itu juga yang membuat proses renovasi menjadi tidak terlalu lama,” tutur Alya menambahkan.
DOMINASI WARNA MASKULIN
Sang pemilik rumah mengakui bahwa dirinya dan suami menyukai pilihan warna yang cenderung maskulin, seperti hitam dan putih namun sentuhan lampu berwarna kuning temaram memberikan kehangatan tersendiri di dalamnya. Sedangkan warna perabotan yang dipilih pun tidak jauh dari dua warna tesebut dengan model perabotan sederhana namun fungsional. Sebuah lampu baca besar yang menghiasi ruang tengah menjadi centerpiece dari seluruh perabotan yang ada di sana.“Saya dan suami bukan pengemar berat aksesoris sehingga di dalam rumah kami pun tidak terlalu banyak ada perabot. Nah, untuk yang satu ini saya dibantu oleh Hadiprana. Kebetulan kebanyakan furnitur yang saya miliki custom made, jadi sekalian saya sesuaikan dengan konsep klasik dan sleek, namun tetap dengan sentuhan modern dan minimalis,” tutur perempuan yang juga pernah mengikuti ajang pemilihan Abang None Jakarta di tahun 1994 ini.
“Untungnya saya sepaham dengan sang desainer yang juga tidak terlalu suka dengan detail perabotan yang terlalu banyak,” lanjutnya sambil tersenyum simpul. Perempuan yang juga pernah mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe tahun 1996 ini mengakui bahwa dirinya bukanlah orang yang bisa membayangkan seperti apa bentuk rumah yang ia inginkan, sehingga dirinya merasa sangat bersyukur bisa mendapat arahan dari berbagai pihak kala itu.
Meski berada di tengah kota, rumah ini tetap asri dengan sentuhan vertical garden terbuka yang cukup besar yang berada di sudut belakang rumah dan juga ruang makan semi outdoor di sampingnya. Ketika tanaman di vertical garden disiram, seketika hadir nuansa gemericik air terjun di sana.
“Awalnya taman ini adalah kolam renang, tetapi saya merasa posisi kolamnya aneh dan tidak wajar. Selain itu kami juga baru saja memiliki bayi saat itu, akhirnya kami sepakat untuk menghilangkan kolam renang tersebut dan menggantinya dengan taman,” jelasnya.
“Meja makan ini tadinya hendak saya letakkan di ruangan tengah. Namun, desainer interior saya memberikan ide untuk meletakkannya di sisi luar rumah. Sudut yang semula akan saya buat sebagai ruang duduk santai. Lalu desainer produk dari Hadiprana mengatakan saya sudah punya satu ruang duduk santai di dalam rumah, jadi sepertinya akan kami tidak perlu lagi membuat dua ruangan dengan fungsi yang sama,” lanjutnya lagi.
Walaupun banyak pertimbangan sebelum akhirnya setuju untuk membangun vertical garden tersebut, perempuan yang juga turut ambil bagian dalam film Di Balik 98 ini tidak menyesal akan keputusan yang diambilnya. “Taman itu ternyata membuat suasana menjadi lebih sejuk dan juga sirkulasi udara di rumah ini lebih baik. Jadi tidak panas, kalau hujan juga tidak tampias. Sudut itu sekarang menjadi salah satu lokasi favorit saat saya mengadakan acara di rumah,” jelasnya.
Untuk hiasan dinding, terdapat tiga buah lukisan yang menghiasi rumah perempuan berusia 38 tahun ini. Satu lukisan abstrak di ruang tamu, satu lukisan besar dirinya karya Jeihan di ruang tengah dan satu lukisan perempuan karya Rahmansyah tampak menghiasi dinding ruang makan.
Bagi Alya Rohali, rumah adalah tempat untuk berkumpul dengan keluarga. Satu tempat dimana dirinya bisa melepaskan seluruh kepenatan yang ada. “There’s no place like home. Walaupun tidur di lokasi semewah apa pun, tetap saja yang terbayang itu bantal di rumah,” tuturnya sambil kembali tersenyum.
MENJADI NOTARIS
MENJADI NOTARIS
Lama absen dari dunia hiburan Tanah Air ternyata lulusan Magister Hukum dan Magister Kenotariatan Universitas Indonesia ini menikmati karier barunya sebagai seorang notaris. Dirinya kini memiliki satu kantor notaris di kawasan Depok, Jawa Barat. “Saya memang memiliki ketertarikan sendiri di bidang hukum. Sejak lulus SMA saya sudah bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di bidang hukum. Sekarang saya pun menjalani profesi di bidang tersebut, sesuai dengan keinginan saya,” tuturnya ceria.
“Memang sangat berbeda dengan profesi saya sebelumnya, namun sayang sekali kalau saya tidak memanfaatkan sama sekali ilmu yang saya dapatkan.
“Memang sangat berbeda dengan profesi saya sebelumnya, namun sayang sekali kalau saya tidak memanfaatkan sama sekali ilmu yang saya dapatkan.
Belum lagi pengorbanan yang saya jalankan saat masa kuliah, sambil bekerja, dan juga baru memiliki anak,” lanjutnya sembari tertawa ringan.
Selain sibuk berkarier sebagai notaris, Alya juga sibuk menjalani peran sebagai ibu bagi ketiga buah hatinya, yaitu Namira Adjani Ramadina, Diarra Annisa Rachbini dan Savannah Nadja Rachbini. “Berhubung usia ketiga putri saya ini berbeda-beda jadi kebutuhan mereka terhadap saya juga berbeda- beda. Kalau Adjani, kebetulan saya juga aktif di POMG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru) di sekolahnya,” tuturnya. “Banyak sekali kegiatan di sekolah Adjani, sehingga pendampingan dari orangtua murid itu dibutuhkan, lalu saya juga memutuskan ikut serta di dalamnya. Hitung-hitung saya bayar ‘utang’ pada Adjani, karena saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar, saya benar-benar sibuk dengan pekerjaan saya. Boro-boro bergabung dengan POMG, menjemput dia ke sekolah saja saya tidak ada waktu,” katanya menambahkan.
“Sementara Diarra dan Savannah, beruntung usia mereka tidak jauh berbeda, sehingga bisa bermain bersama. Tapi kalau membahas tentang kebutuhan akan kehadiran saya secara fisik, rasanya si bungsu memang yang paling menuntut. Sedangkan Adjani sudah mengerti akan kesibukan yang dijalani oleh mamanya,” kata lulusan sarjana dari Universitas Trisakti ini.
Menyinggung tentang kerinduannya terhadap dunia hiburan Tanah Air, Alya menuturkan bahwa dia sudah tidak memiliki ambisi apa pun di dunia layar kaca. “Kalau memang ada waktunya, ya saya jalani. Kemunculan saya di layar kaca sekarang itu lebih kepada faktor bahwa dunia itu adalah cinta pertama saya saat bekerja dan sekarang lebih kepada penyaluran hobi. Sekadar mengobati rasa rindu,”pungkasnya menutup perbincangan dengan HELLO! Indonesia sore itu.
TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: WANTEK SISWANTO
PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
PENATA RIAS: NITA JS (087883040818)
BUSANA: MALALA KAFTAN & PURANA
Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, July 2015 Edition
Rubrik: Home Sweet Home
Baca Juga:
kesannya glamour dan wah ... cocok untuk rumah selebritis ... :)
ReplyDeletehabis itu resign.. hahahaha
ReplyDeleteHalaaah...lo mengikuti jejak gw juga kan gak lama kemudian... :P
Delete