Article on HELLO! Indonesia, Edisi November 2014. Ananda Omesh.

TINGGAL DI PUSAT KOTA DENGAN NUANSA PERKAMPUNGAN ANANDA OMESH
DAMBAKAN HUNIAN YANG NYAMAN BAGI KELUARGA


Tumbuh dan besar di daerah perkampungan memberikan inspirasi pada presenter Ananda Omesh membangun satu hunian nyaman bagi keluarga kecilnya di tengah hiruk pikuk Jakarta. 

Keteraturan, itulah kunci utama ketenangan sebuah rumah tinggal bagi Ananda Omesh. Terbiasa dengan lingkungan alam dan juga suasana perkampungan membuat Omesh kurang menyukai lokasi rumah yang berada di dalam sebuah kompleks perumahan. Kini, ia dan keluarga kecilnya menempati satu rumah yang dilengkapi taman bermain dan bengkel kecil di daerah perkampungan dan berada dekat dengan masjid yang telah menjadi impiannya sejak dulu kala.
DARI REMPOA KE PUSAT KOTA
Berlokasi di daerah Jakarta Selatan, lokasi rumah salah satu presenter andal Tanah Air ini terbilang cukup sulit untuk ditemukan. Walaupun berada di pusat kota, lokasi kediaman Ananda Omesh masih memiliki suasana kampung yang cukup kental. Masih ada tukang hewan ternak dadakan yang berjualan tepat di sebelah rumahnya, dan lantunan ayat suci Alquran juga terdengar jelas dari pengeras suara masjid dekat rumahnya. Ditemui oleh HELLO! Indonesia sang pemilik rumah mengatakan bahwa memiliki rumah di perkampungan ini adalah impiannya sejak dulu.

“Kebetulan saya dan istri memang kurang menyukai rumah di kompleks perumahan, lagipula sejak kecil saya sudah terbiasa tinggal di kawasan perkampungan seperti ini. Jadi, saat bisa memiliki rumah sendiri, saya memutuskan untuk memiliki rumah di kota
dengan nuansa kampung,” ujar Ananda Omesh.

Kisah pembelian rumah ini sendiri terbilang cukup unik. Omesh menemukan rumahnya dari situs penjualan rumah online setelah sekitar lebih dari setahun mencari-cari rumah yang cocok baginya dan keluarga. Awalnya, Omesh ingin memiliki rumah dengan tanah yang luas, sehingga ia sempat melirik tanah di wilayah sekitar Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan. Namun tampaknya rezeki belum berpihak kepada Omesh, ia malah ditipu oleh penjual tanah di sana. Setelah kejadian tersebut akhirnya Omesh dan istri memutuskan untuk mencari rumah di sekitar wilayah Jakarta Selatan, seperti Kemang, Bangka, dan Cipete sehingga lokasinya tidak terlalu jauh dari tempatnya dan tempat sang istri bekerja. Namun ternyata keberuntungan justru jatuh pada rumah yang berlokasi di bilangan Pejaten ini.

“Dulu kami sudah sempat lewat di depan rumah ini, namun saat itu belum tertarik. Nah satu kali kami lewat lagi di depan rumah ini dan ternyata rumah ini dijual, akhirnya kita coba masuk ke dalam dan langsung jatuh cinta pada rumah ini saat kami berada di dalamnya. Rumah ini kami beli tahun 2013,” jelas Omesh.

Pada saat direnovasi, bentuk rumah ini tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Omesh meminta bantuan tiga orang desainer untuk mempercantik rumahnya, meliputi desain interior, desain taman dan pelukis mural. Renovasi menghabiskan waktu sekitar delapan bulan hingga rumah ini siap di huni.

SENTUHAN EKLEKTIK KE AMERICAN VINTAGE
 “Kalau boleh jujur awalnya saya ingin mencoba membuat rumah dengan nuansa eklektik dengan sentuhan british vintage. Konsep eklektik sendiri pada dasarnya adalah saya bisa meletakkan barang, atau menabrakkan warna sesuka hati. Tapi ternyata saya tidak seberani itu, karena pada dasarnya saya orang yang sangat teratur. Akhirnya konsep eklektik pun bergeser ke british vintage, namun setelah semua perabot sudah jadi, barang-barang masuk ke dalam rumah dan diletakkan di posisinya justru nuansa american vintage yang keluar,” ujar Omesh sambil tertawa.

Memang pilar-pilar putih tampak mendominasi tembok lantai atas rumah ini dan warna- warna dasar putih dan abu-abu juga menjadi warna utama. Belum lagi berbagai macam benda yang sangat bernuansa american vintage seperti mesin juke box dan pinball juga ada di sini. Sentuhan Amerika sangat terasa di area ruang makan. Omesh mencoba menghadirkan nuansa interior kafe klasik ala Amerika di sana.

Sentuhan warna merah yang tampak hadir di setiap ruangan juga semakin mempertajam nuansa klasik Amerika. “Istri saya sebenarnya sangat menyukai warna merah, namun kembali ke konsep rumahnya maka penggunaan warna merah harus diminimalisir. Lalu akhirnya hal ini diwakili dengan meletakkan benda-benda berwarna merah seperti lukisan dinding, kulkas dan juga furnitur di ruangan,” papar Omesh.

Omesh terbilang cukup detail dalam memilih seluruh perabot yang akan mengisi rumahnya. Hampir seluruh furnitur rumahnya ini dibuat secara khusus dengan bantuan sang desainer interior. Rumah yang menghabiskan dana renovasi lebih dari satu miliar rupiah ini memiliki empat kamar, salah satunya difungsikan sebagai walking closet dan satu buah bengkel kecil terdapat di bagian depan rumahnya.

“Sebenarnya hobi saya adalah mengoleksi sepeda motor dan ada 14 buah sepeda motor yang saya miliki. Mulai dari motor Vespa, Harley Davidson, motor- motor Inggris, motor-motor Jepang, superbike, motor trail, motor sport dan juga motor custom. Nah, akibat koleksi saya itu akhirnya keluarlah satu syarat dari istri saya, jika memang menyukai sepeda motor, maka saya harus memiliki fasilitas pendukungnya. Akhirnya saya mendirikan satu bengkel kecil di bagian depan rumah. Bengkel itu akhirnya menjadi salah satu lokasi favorit berkumpul dengan teman-teman di rumah,” ujar Omesh.

“Belum lagi kebetulan saya juga punya satu klub motor, dan kebetulan lagi saat ini saya terpilih menjadi ketuanya. Ya, keberadaan bengkel itu menjadi sangat bermanfaat bagi saya dan teman-teman,” ujarnya lagi.

Kediaman Omesh ini juga dipersiapkan sebagai rumah yang ramah untuk anak. Terdapat taman bermain di lantai atas dan juga taman kecil tepat di samping area bermain anak. Omesh bahkan mempersiapkan satu tembok yang sudah di warnai dengan cat khusus untuk zona corat-coret sang buah hati.

“Saya mempersiapkan rumah ini supaya nyaman untuk seluruh anggota keluarga, juga untuk anak saya Embun. Di lantai atas ada taman bermain kecil yang disertai dengan kolam renang untuk Embun bermain air. Sementara taman kecil di bawah nantinya juga bisa menjadi tempatnya bermain-main,” jelasnya sambil tersenyum.

Salah satu yang menarik perhatian mata saat memasuki rumah pembawa acara peraih Panasonic Award ini adalah keberadaan satu lemari besar berisikan berbagai macam action figure mulai dari Predator, Superman, Avatar, Gollum, Freddy dan Jason, Texas Chainshaw Massacre dan masih banyak tokoh-tokoh jagoan maupun tokoh penjahat lainnya.

“Bisa dikatakan sebenarnya mengoleksi action figure bukanlah hobi. Tetapi kebetulan saya menyukai kegiatan ini. Awalnya saya mengoleksi tokoh-tokoh jahat. Tapi lambat laun akhirnya saya juga mengumpulkan tokoh- tokoh jagoan seperti Superman dan Avatar,” tutur Omesh.

Action figure favorit Omesh adalah tokoh jagoan Ghost Rider dan Hans Landa, seorang tokoh dari film Inglourious Basterds. “Ghost Rider itu action figure favorit saya, karena dulu saat saya pertama kali memiliki sepeda motor saya beri nama Ghost Rider. Saya buat motor itu mirip dengan tokoh itu. Tapi jika ditanya mana yang paling sulit didapatkan dan paling favorit, tentu saja action figure tokoh Hans Landa dari film Inglourious Basterds,” jelasnya lagi.

PENGAKUAN DI BIDANG FILM DAN JADI PRESIDEN
Berbicara mengenai kariernya di dunia hiburan, Omesh mengaku bahwa saat ini ia sedang memfokuskan diri dengan kariernya di dunia perfilman Tanah Air. Targetnya adalah bisa mendapatkan satu penghargaan di bidang perfilman.

“Dulu saya sudah pernah memenangkan piala Panasonic untuk kategori “Talent Show Presenter Terfavorit” pada tahun 2011. Kini saya menargetkan bisa meraih penghargaan apa pun untuk kerja saya di bidang perfilman. Ini bukan target semata, namun bagi saya berhasil memenangkan satu penghargaan sama dengan pengakuan hasil kerja saya di bidang tersebut,” papar Omesh.

Dukungan keluarga dalam kariernya juga sangat besar mengingat istri Omesh juga berasal dari kalangan dunia hiburan. Walaupun demikian, pada awalnya ia sempat mendapatkan tentangan dari kedua orang tuanya untuk terjun ke dunia ini.

“Orangtua awalnya kurang menyetujui saya masuk dunia hiburan. Mereka berharap saya bisa terjun di bidang pemerintahan seperti menjadi gubernur atau presiden. Mengingat cita-cita saya dari dahulu memang ingin menjadi presiden,” ujar Omesh sambil tersenyum.

“Cita-cita itu masih ada sampai sekarang, saya juga sangat aktif di berbagai organisasi sejak di bangku kuliah. Sekarang juga saya terlibat di dalam kegiatan beberapa organisasi independent non partai. Semoga suatu hari cita-cita saya ini bisa terwujud,” kata Omesh yakin.


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, November Edition
Rubrik: Home Sweet Home

No comments:

Post a Comment