Masalah Mengantre

Masalah Mengantre

Source: www.google.com

Akhirnya saya tergelitik juga untuk menulis permasalahan yang satu ini, yaitu permasalahan ANTRE, masalah mudah namun entah kenapa tidak juga dipahami oleh (kebanyakan) orang Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antre adalah berdiri berderet-deret memanjang menunggu untuk mendapat giliran (membeli karcis, mengambil ransum, membeli bensin, dsb); sementara mengantre adalah  berdiri dl deretan memanjang sambil menunggu giliran untuk dilayani mengambil (membeli dsb) sesuatu; see jelas kan makna kata antre dan mengantre yang dijabarkan oleh KBBI ini. Dan jelas juga bahwa hal ini adalah hal yang simpel dan mudah untuk dilakukan.

Baru terjadi kepada diri saya beberapa hari yang lalu saat saya sedang menunggu giliran di depan kasir untuk membayar belanjaan di salah satu toko peralatan sehari-hari di salah satu mall Kota Bogor. Saat tiba giliran saya tiba-tiba seorang bapak menyelak antrean saya tanpa tedeng aling-aling. Dan dari arah bagian keluar kasir tiba-tiba juga muncul seorang bapak yang kembali menyelak antrean (lagi).

"Mengantre adalah berdiri dl deretan memanjang sambil menunggu giliran untuk dilayani mengambil (membeli dsb) sesuatu"
Marah..pasti. Sayangnya saya sedang merasa sangat lelah dan tidak dalam kondisi yang oke untuk melakukan protes terhadap perilaku mereka. Akhirnya saya hanya melayangkan protes pada kasir untuk lebih teliti lagi melihat kondisi antrean, agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Anyway, masalah mengantre ini tidak hanya saya temukan satu dua kali saja, saya bahkan pernah menemukan perilaku menyebalkan macam ini di berbagai tempat, mulai dari kamar mandi umum, bioskop, lokasi konser musik, mini market, super market, bandara, stasiun, imigrasi bahkan antrean dokter. Miris ya.

Entah kesalahan ada di generasi yang mana, namun saya merasa bahwa sejak kecil saya sudah diajarkan oleh kedua orangtua dan juga di sekolah untuk bisa mengantre dengan baik di manapun saya berada. Sehingga menurut saya pribadi sejak dahulu bahwa mengantre adalah hal yang sangat dan amat mudah untuk di lakukan, toh orang yang lebih dulu tiba pasti memiliki hak lebih untuk mendapatkan giliran dilayani lebih dahulu. Sementara kita yang datang belakangan seharusnya sadar diri bahwa prioritas kita tidak lebih besar dibanding mereka yang tiba lebih dahulu.

Tanpa bermaksud menyalahkan para orangtua generasi baru ini, namun sedihnya kebanyakan kasus menyelak antrean (yang saya temukan) ini dilakukan oleh orang tua muda yang mempunyai anak  dengan usia sekitar 5 - 10 tahun. Apakah mereka tidak menyadari bahwa secara tidak langsung mereka mengajarkan pada generasi baru Indonesia budaya tidak bisa mengantre. Apakah tidak takut jika nantinya mereka tidak bisa mengantre dengan baik?

Beberapa waktu lalu bahkan sempat juga ramai dibahas di sosial media mengenai kekhawatiran kondisi generasi mendatang masalah perilaku mereka di area publik, dan salah satunya perilaku mereka saat mengantre. Karena sesungguhnya perilaku seseorang di area publik itu terkadang bisa memberi kita gambaran secara jelas akan pribadinya. Terbayangkah jika generasi muda nanti sangat buruk dalam proses mengantre, sangat buruk dalam perilaku mereka di area publik. Apa yang akan terjadi nantinya dengan mereka dan kondisi moral bangsa ini??

Ish..bahas moral..berat ya, namun ya itulah kenyataannya perilaku kita di publik biasanya mencerminkan kondisi moral suatu bangsa, so Dear Parents, please teach new generation about how to act in public area well..will you??

1 comment:

  1. Tapi kadang yang nyelak ibu2 ma bapak2 yg seumuran ortu kita vi gw bingung tuh yg bgtu jd generasi tua jg ada ehehe

    ReplyDelete