Natal Bersama Bambang Reguna Bukit

Article on HELLO! Indonesia, Edisi Desember 2014  
Natal Bersama Bambang Reguna Bukit

Bambang Reguna Bukit pria kelahiran Ottawa, Kanada 31 tahun lalu ini lebih akrab disapa dengan panggilan Bams. Penggemar olahraga basket dan juga mantan vokalis band Samson ini pun berbagi kepada HELLO! Indonesia tentang keseruan suasana Natal yang terjadi setiap tahun di rumah keluarga besarnya.

MERAYAKAN DENGAN KELUARGA ITU WAJIB 

Pohon Natal yang menjulang tinggi dilengkapi dengan berbagai macam hiasan khas Natal adalah salah satu pernak-pernik Natal yang selalu ada di dalam rumah keluarga besar Bams yang terletak di bilangan Jakarta Selatan. Berkisah tentang perayaan Natal di rumahnya Bams mengatakan bahwa Natal itu benar-benar saatnya berkumpul dengan keluarga besar. “Natal itu harinya keluarga, saatnya saya berkumpul dengan seluruh anggota keluarga.”

Dibesarkan di rumah yang selalu dipenuhi dengan kehangatan keluarga Bams mengaku bahwa ia tidak pernah sekali pun melewatkan Natal tanpa berada di antara keluarga besarnya. Tradisi ritual khas Natal pun masih terus berjalan hingga saat ini, seperti pergi ke gereja untuk melakukan misa pada malam Natal, berdoa bersama di bawah pohon Natal pada pagi Natal, lalu membuka hadiah- hadiah bersama dan open house untuk semua saudara, teman, rekan kerja yang datang berkunjung ke rumah pada hari itu.

“Satu tradisi Natal yang selalu ada di rumah saya dari saya kecil hingga sekarang itu adalah acara bertukar kado, biasanya kami saling membelikan kado untuk sesama anggota keluarga. Tapi biasanya kami menetapkan batasan harga kado yang akan di berikan. Misalnya harga kado paling murah seharga 500 ribu rupiah dan paling mahal seharga satu juta rupiah. Nah, jadi nanti saat membeli tidak boleh lebih atau kurang dari harga tersebut. Batasan harga itu ditentukan agar saya dan kakak serta adik tidak bingung membelikan hadiah untuk orangtua kami,” cerita Bams sambil tertawa.

“Tradisi bertukar kado ini sedikit berubah dibandingkan saat saya masih kecil dulu. Kalau dulu biasanya saya, kakak dan adik patungan untuk membelikan kado untuk Mama dan Papa. Uang patungan itu biasanya berasal dari uang saku yang kami kumpulkan. Nah kalau sekarang, puji Tuhan semua anak Papa dan Mama masing-masing sudah bisa membelikan hadiah,” lanjutnya lagi sambil tersenyum.

Pria yang akan segera mengeluarkan kembali album solonya pada awal tahun 2015 ini juga mengatakan bahwa tradisi tukar kado ini hanya dilakukan olehnya dan anggota keluarga inti. Namun biasanya jika memang sudah ada pasangan yang dikenalkan kepada keluarga, mereka juga ikut bertukar kado, “Kalau di keluarga besar saya, jika hubungan dengan pasangan sudah dianggap serius biasanya kami akan mengenalkan pasangan masing- masing ke keluarga dan mereka pun pasti ikut dalam tradisi yang dilakukan oleh keluarga, salah satunya bertukar kado saat hari Natal,” papar Bams.

Kebiasaan unik lainnya di keluarga Bams adalah menetapkan tema dekorasi Natal. Tahun lalu keluarga ini menggambil tema burung hantu dan kupu-kupu untuk dekorasi Natal di rumahnya. “Darah seni saya itu sebenarnya mengalir dari Mama dan biasanya Mama memang selalu menetapkan tema dekorasi natal setiap tahunnya. Jadi setiap tahun temanya selalu berbeda. Dan hal itu sangat menyenangkan.” lanjutnya.

Tradisi memasang pohon Natal juga dikatakan oleh Bams masih dilakukan oleh keluarga besarnya saat Natal tiba, “Waktu saya kecil menghias pohon Natal itu merupakan salah satu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh saya dan saudara- saudara. Sekarang pohon Natal tetap dipasang tapi biasanya kami hanya membeli pernak-pernik dekorasi pohon sesuai tema yang Mama tetapkan, lalu meminta tolong orang untuk memasangnya,” ujar Bams sambil tertawa kecil.

“Mungkin nanti kalau anak saya dan sepupu-sepupunya sudah cukup besar saya akan mengajak mereka menghias pohon Natal. Karena buat mereka itu akan menjadi satu hal yang baru dan pasti mereka akan menikmati hal-hal seru tersendiri saat melakukannya,” pungkas Bams.

KELUARGA ADALAH KADO TERBAIK BAGI SAYA 

Menurut pria yang belum lama ini dikaruniai seorang putri kecil bernama Eleanor Reguna Bukit, buah hatinya dengan Mikhavita Wijaya, ini, walaupun tradisi bertukar kado namun baginya, hadiah itu hanya sekadar barang. “Dari dulu sampai sekarang tidak ada satupun hadiah yang saya anggap spesial, jika kebetulan hadiah yang diberikan memang sesuatu yang sedang saya inginkan ya saya hanya bersyukur saja. Karena pada dasarnya saya ini bukanlah orang yang mencintai barang, saya mencintai manusia. Bagi saya keluarga adalah kado terbaik yang saya dapatkan,”ujar Bams.

“Keluarga itu segalanya untuk saya. Beruntungnya lagi, keluarga yang saya miliki termasuk keluarga yang solid. Yang paling saya syukuri dari keluarga saya itu dalam kondisi seperti apa pun, buruk maupun baik kami selalu menyelesaikan segala permasalahan bersama-sama. Whatever happens, for better or worse we will stay together,” lanjut Bams.

Kehidupan setelah menikah pun dirasakan Bams tidak mengubah sama sekali tradisinya dan keluarga dalam merayakan Natal. “Keluarga saya dengan keluarga Mikha (istri Bams) sama-sama selalu berkumpul dengan anggota keluarga saat Natal. Namun, berhubung keluarga Mikha di Palembang, jadi sekarang secara bergantian saya datang untuk merayakan Natal di sana. Tahun ini kebetulan giliran keluarga Palembang yang datang untuk merayakan Natal di Jakarta,” ujar Bams lagi.
 
NATAL IMPIAN DAN MALAIKAT KECILNYA 
Bagi Bams, perayaan Natal tahun ini jelas akan berbeda dibanding dengan perayaan- perayaan Natal sebelumnya. Karena Natal tahun ini Bams akan merayakannya bersama dengan malaikat kecilnya Eleanor. Bams mengatakan tidak ada persiapan khusus yang ia lakukan, hanya sekadar membelikan kado dan juga baju baru bagi Eleanor. “Memang tidak ada persiapan khusus, ya seperti orang tua kebanyakan saya akan membelikan kado dan juga baju baru untuknya. Namun, jelas Natal kali ini sangat spesial bagi saya mengingat ini adalah Natal kedua saya dengan istri dan kini kami sudah dikaruniai seorang anak, ditambah saya juga akan berkumpul dengan seluruh anggota keluarga saat perayaan Natal nanti,” ujarnya ceria.

Walaupun sering bepergian ke luar negeri ternyata Bams masih menyimpan satu mimpi untuk bisa menikmati suasana Natal di negara yang memang memiliki mayoritas penduduk beragama Kristen. “Di keluarga saya itu ada peraturan bahwa Natal dan Tahun Baru itu harus bersama keluarga. Kalau Natal kita merayakan di rumah, kalau Tahun Baru biasanya kita merayakan di luar negeri. Nah, saya masih punya impian untuk bisa merayakan Natal bersama keluarga di luar negeri, di satu negara yang mayoritas penduduknya beragama kristen atau katolik. Entah itu di Amerika ataupun Eropa. Saya ingin bisa melihat dan merasakan the real Christmas celebration itu seperti apa,” tutur Bams.

MAKANAN NATAL KHAS ORANG BATAK 

Sama seperti hari raya besar agama lainnya, saat merayakan Natal keluarga Bams juga memiliki makanan khas Natal yang disajikan. “Kalau saat Natal, berhubung saya dan keluarga itu berasal dari Batak Toba dan Batak Karo jadi makanan khas Natal yang selalu ada di meja kami itu adalah berbagai macam sajian dari daging babi. Biasanya Ribu (nenek) dan Mama yang memasaknya. Dan itu juga salah satu hal yang paling saya tunggu-tunggu saat Natal” ujar Bams.

“Tapi karena saat open house itu biasanya tamu-tamu yang datang kerumah tidak hanya kerabat yang beragama kristen saya, tetapi juga ada yang beragama muslim maka untuk menghormati mereka kami juga selalu menyediakan satu meja khusus makanan halal dan disajikan terpisah dari makanan yang non-halal itu,” lanjutnya.

TIDAK PERNAH ADA WEJANGAN NATAL 

Natal biasanya juga dilengkapi dengan nasihat-nasihat dari orang tua, namun menurut Bams ia tidak pernah mendapatkan wejangan khusus dari orang tuanya. “I was raised in a very religious family. Ribu, Papa dan Mama, they are very religious dan enaknya kalau punya keluarga dan orang tua yang seperti itu, saya merasa tidak perlu diberi nasihat khusus karena saya belajar dengan melihat apa yang mereka lakukan. Contohnya, saya tidak berkata-kata kotor. Saya belajar itu karena mereka tidak pernah berkata-kata kotor, hari Minggu itu wajib pergi ke gereja, dan sejak saya kecil mereka selalu rutin pergi beribadah ke gereja. Jadi, tanpa diberikan nasihat pun saya mengikuti apa yang mereka lakukan. I do what I see.” ujar Bams.

“Orangtua saya selalu menekankan bahwa untuk hidup bahagia, saya harus banyak memberi kepada orang lain, dan pelayanan yang mereka lakukan itu sungguh luar biasa. Saya sendiri mulai aktif dengan kegiatan pelayanan sejak tahun 2007, saya melihat bukti bahwa orang yang hidup untuk Tuhan akan tidak mengalami kekurangan. Bukan karena saya sok suci atau bagaimana, tetapi saya sudah melihat bukti, ada hal yang konkrit di depan saya kalau hidup di jalan Tuhan akan mendapatkan berkat dan tidak akan kekurangan.” lanjutnya sambil tersenyum.

Bams meyakini bahwa semua berkat dan kemudahan hidup yang ia dapatkan selama ini karena keluarganya, ajaran-ajaran agama yang selalu dicontohkan oleh orang tuanya berhasil membawanya ke dalam kehidupan yang selalu terberkati. “Puji Tuhan, saya diberkati dengan orang tua dan keluarga yang seperti ini. Hal ini yang membuat saya merasa bahwa mereka adalah contoh hidup secara benar. Bukan hanya sekadar nasihat tetapi lebih kepada apa yang telah mereka perbuat. Karena menurut saya anak-anak itu mencontoh perilaku orangtuanya, tanpa harus terus-menerus diberikan nasihat. Karena tanpa contoh nyata, nasihat itu akan hanya masuk telinga kiri, keluar (dari) telinga kanan.” tutupnya.

TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: DAVID TEDJA (0818688479)
PENGARAH GAYA: BUNGBUNG MANGARAJA
TATA RIAS & RAMBUT: YETI (081281764388)
BUSANA: AIGNER 


Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, December 2014 Edition
Rubrik: Celeb News

No comments:

Post a Comment