Article on HELLO! Indonesia, Edisi Desember 2014. Ira Lembong.
KEDIAMAN BERKONSEP MINIMALIS MILIK
IRA LEMBONG
IRA LEMBONG
DAN FILOSOFI TENTANG RUMAH TINGGAL
Bagi Ira Lembong keluarga adalah hal terpenting dalam hidup. Oleh karena itu ia juga meyakini bahwa rumah yang nyaman adalah salah satu kunci utama kesuksesan dalam membangun satu keluarga.
RUMAH MINIMALIS UNTUK KELUARGA
Termasuk mudah menemukan rumah sosialita cantik yang satu ini. Rumah Ira Lembong berada di dalam satu komplek townhouse di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Rumah dengan konsep desain minimalis yang menempati lahan seluas 1.260 meter persegi ini mengambil warna-warna dasar seperti hitam, putih, abu-abu dan juga cokelat untuk mendominasi warna desain interior.
Saat pintu rumah dibuka, HELLO! melihat ruang tengah yang luas, yang langsung menggabungkan ruang keluarga, ruang makan dan juga dapur. Di ruangan sebelah kiri tidak jauh dari pintu utama tampak satu piano klasik putih yang diletakkan serasi dengan tangga berwarna hitam putih yang menghubungkan lantai dasar dan lantai atas rumah ini. Sementara itu di sisi kanan terdapat satu taman terbuka yang memberikan nuansa segar tersendiri. Di samping taman terdapat satu ruang kantor, tempat sang suami biasa bekerja dan juga menerima relasi serta rekan kerjanya.
Sementara itu, di bagian belakang rumah terdapat sebuah kolam renang yang cukup besar yang dikelilingi oleh taman bunga serta satu meja makan panjang yang sering digunakan sang pemilik rumah saat mengadakan pertemuan dengan keluarga besar dan juga para sahabat. “Rumah saya ini memang terlihat luas, namun sebenarnya tidak terlalu luas. Hanya saja sejak awal saya katakan kepada arsiteknya bahwa saya ingin dapur yang bisa melihat semuanya, jadi ya hasilnya ruangan tengah ini dibuat tanpa sekat.” ujar Ira.
“Karena pada dasarnya konsep rumah ini adalah rumah keluarga, dan juga anak-anak saya masih kecil. Saya harus bisa selalu melihat dan mengawasi kegiatan yang mereka lakukan. Saya bisa mendengar dan melihat saat mereka sedang bermain di kolam renang, sedang menonton televisi, bermain piano dan juga saat mereka makan,” lanjutnya lagi. “Bisa dilihat juga kalau rumah ini tidak memiliki formal dining table dan juga ruang tamu formal, karena rumah ini memang jarang menerima kehadiran tamu. Kalaupun ada tamu yang datang biasanya adalah teman-teman baik saja. Sementara tamu lain yang berkunjung, lebih sering diterima di ruang kerja suami saya,” paparnya lebih lanjut.
“Terkait konsep desain interior, minimalis memang konsep yang dipilih, saya tidak mau konsep desain yang mewah dan terlalu avant garde. Semuanya serba biasa saja, tidak banyak neko-nekonya. Very basic and simple. Terkait pemilihan warnanya sendiri, primary color adalah warna yang saya sukai. Saya banyak dibantu oleh Roland Adam mendesain interior rumah. Ia juga sangat membantu saya saat memilih warna supaya kombinasi warna yang dipakai tidak menjadi membosankan dan monoton,” ujar ibu tiga anak ini.
“Awalnya sempat ragu apakah pemilihan warna dasar yang saya inginkan ini nantinya akan membuat saya bosan atau tidak. Tetapi saya sangat percaya pada pengalaman yang dimiliki oleh Roland. Hasilnya bisa dilihat sendiri. Padupadan warnanya apik dan tidak membosankan,” tutur Ira. Rumah yang belum lama ditinggali oleh Ira Lembong dan keluarga ini memiliki jumlah total lima kamar yang terdiri dari satu kamar tidur utama, tiga kamar tidur anak yang terletak di lantai atas dan satu kamar tidur tamu yang terletak di lantai bawah. “Kamar tamu saya bangun di lantai bawah, karena kamar tamu itu biasanya digunakan saat kedua orangtua saya berkunjung dan menginap di sini. Mengingat usia mereka yang sudah lanjut, saya rasa sebaiknya kamar tamu berada di bawah sehingga tidak perlu turun-naik tangga,” jelas Ira kepada tim HELLO! Indonesia.
“Ruangan favorit di dalam rumah ini adalah dapur. Biasanya saya, suami dan juga anak-anak menghabiskan waktu di dapur. Kami sekeluarga senang makan dan juga memasak. Menyenangkan rasanya jika melihat orang-orang memakan masakan yang saya buat dengan lahap. Selain itu anak pertama dan kedua saya juga pintar memasak. Jadilah ruangan yang satu ini menjadi spot favorit kami sekeluarga.” ujarnya sambil tersenyum.
Bagi Ira, rumah adalah hal yang sangat penting untuk keluarga. “Bagi saya rumah adalah tempat kita dapat merasakan sesuatu yang tidak bisa kita temui di luar. Rumah itu bukan hanya tempat untuk sekedar tidur lalu pergi lagi. Rumah adalah perasaan. Rumah adalah suaka, tempat kita merasa nyaman dan menemukan kebahagiaan,” lanjut Ira Lembong.
“Jika membicarakan tentang rumah, saya bangga dengan rumah yang saya miliki saat ini. Karena ini semua adalah hasil kerja keras suami saya. Tetapi sejujurnya bagi saya yang terpenting dalam hidup saya itu adalah keluarga dan yayasan milik saya. Karena kita tidak akan pernah tahu kita akan diberikan waktu untuk menikmati semua ini sampai kapan, jadi segalanya harus kita jaga sepenuh hati. Seperti keluarga, jika dijaga sepenuh hati maka tidak akan hilang,” tegas Ira.
MENGURUS TIGA BUAH HATI
Perempuan cantik berusia 43 tahun ini memiliki tiga buah hati, yaitu Jordan (14), Jayden (12) dan James (9). Kegiatan sehari-hari Ira Lembong dipenuhi dengan kegiatannya bersama dengan tiga buah hati, dan juga mengurus The Foundation for Mother and Child Health atau dikenal juga dengan nama Yayasan Balita Sehat yang ia dirikan sekitar 14 tahun yang lalu.
“Kegiatan saya sehari-hari itu pastinya mengurus ketiga anak saya, mulai dari mempersiapkan mereka berangkat ke sekolah dan juga segudang kegiatan ekstra yang mereka ikuti di luar jam sekolah. Ketiga putra saya sangat menggemari olahraga sehingga jika tidak sibuk dengan pelajarannya di sekolah, mereka disibukkan oleh kegiatan latihan olahraga mereka. Belum lama ini si bungsu baru saja selesai mengikuti turnamen sepak bola di Phuket, Thailand,” ujarnya.
“Ketiga anak saya itu sangat menyenangkan. Mereka sangat akur satu sama lain. Seperti kemarin contohnya saat si bungsu harus berangkat ke Thailand, tiba-tiba dia menangis dan saat saya tanyakan kenapa dia hanya berkata bahwa dia tidak pernah jauh lama-lama dari kedua kakaknya, nanti bagaimana kalau dia kangen dengan kedua kakaknya saat dia berada di Thailand,” lanjutnya sambil tertawa.
Saat ditanya mengenai kedekatannya dengan ketiga buah hatinya Ira mengaku bahwa hal itu terjalin dengan baik karena Ira selalu ada di samping mereka dan memantau pertumbuhan mereka semua. “Saya selalu ada dalam setiap masa pertumbuhan mereka. Ya memang ada yang membantu saya, tetapi saya tetap secara full mengawasi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak saya. Bahkan saat mereka masih kecil, untuk pergi ke kamar mandi saja saya tidak bisa sendirian, selalu diikuti oleh mereka,” jelas Ira tentang kedekatannya dengan ketiga buah hatinya.
“Saya suka menikmati waktu sendiri, tetapi semua itu harus seimbang. Santai boleh tetapi harus ada waktu berkualitas dengan mereka juga. Dari kecil juga saya selalu mengajarkan tentang sopan santun kepada anak-anak saya. Harus selalu sopan kepada semua orang, harus menyapa saat ada tamu yang datang ke rumah, tidak boleh sombong, harus selalu mengucapkan kata ‘tolong’ dan juga ‘terima kasih’. Karena seberapa pun banyaknya uang yang dimiliki, walaupun kamu adalah keturunan seorang raja kalau kamu tidak memiliki manner dan attitude yang baik tidak ada yang akan menghormati. Karena baik seorang CEO ataupun supir mereka tetap sama-sama manusia,” papar Ira saat menceritakan tentang dia dan anak-anaknya.
“Menurut saya, anak yang dekat dengan orangtua pasti akan memiliki perbedaan sendiri dibandingkan dengan anak yang memiliki orang tua tetapi diurus oleh orang lain,” tandasnya lagi.
PRIHATIN DENGAN PERKEMBANGAN BALITA
Selain kesibukannya dengan tiga buah hati, Ira juga sibuk mengurus Yayasan Balita Sehat, satu yayasan yang fokus pada anak-anak balita yang mengalami kondisi malnutrisi dan berat badan mereka ada di bawah standar WHO. “Yayasan Balita Sehat, awalnya saya dirikan teman saya dari London yang bernama Baber Jason. Waktu itu dia tinggal di Indonesia mengikuti suaminya yang sedang bertugas di salah satu perusahaan minyak di sini. Lalu saat itu kami melihat kondisi anak-anak di sini, jam sebelas malam masih berada di jalanan. Kami takut mereka akan menjadi menjadi generasi yang hilang jika tidak ada yang membantu,”papar Ira.
“Kami merasa bahwa fase terpenting bagi anak adalah dari saat mereka lahir hingga umur enam tahun. Itu adalah usia rentan. Dan saya yakin bahwa semua orangtua pasti menginginkan hal yang terbaik bagi anak-anaknya, namun kondisi yang ada di lapangan terbatas, belum tentu mereka tahu mana yang baik dan mana yang tidak bagi anaknya. Di bagian inilah kami membantu mereka. Awalnya dimulai dengan mengadakan berbagai macam penyuluhan, memberikan bantuan makanan sebanyak tiga kali seminggu kepada para balita yang gizinya di bawah rata-rata. Penyaluran bantuan itu dilakukan melalui puskesmas dan posyandu setempat. Hingga tahun ini sudah ada sekitar 6000 keluarga yang terbantu,” lanjut Ira.
“Di awal yayasan ini dibuka, kami memfokuskan diri kepada pemberian bantuan gizi dan pangan. Namun sejalan beriringnya waktu kami merasa bahwa makanan tidaklah cukup. Harus ada rangsangan lain ke otak melalui pendidikan. Akhirnya dibuat juga early learning childhood yang sudah berjalan sekitar 12 tahun. Sejauh ini sekolah sudah dibangun di Cipete, Bojong Gede dan juga di Desa Anin di Nusa Tenggara Timur.” papar perempuan yang memiliki hobi traveling dan membaca ini.
Tidak hanya bergerak di bidang anak dengan gizi buruk dan pendidikan usia dini, Yayasan Balita Sehat juga memberikan bantuan jika terjadi bencana alam di Tanah Air. Ira mengakui bahwa yayasannya banyak dibantu oleh teman- temannya dari British Woman Association, American Woman Association dan juga New Zealand Woman Association.
Kegiatan penyuluhan dan juga pelatihan bagi para kader supaya menjadi pribadi yang bisa dengan baik memahami tentang kesehatan juga terus di lakukan oleh yayasan ini. “Bukan training untuk menjadikan mereka tenaga profesional di bidang kesehatan. Tetapi sekadar training untuk membuat mereka memahami dan mengetahui apa yang baik dan tidak baik untuk menunjang kesehatan anak-anak di lingkungan tersebut.” tambah Ira.
Awalnya, rasa putus asa sempat menghampiri perempuan yang selalu menyempatkan waktunya memasak untuk keluarga ini. Sebanyak 70 persen dari anak di yayasan tersebut dinyatakan menderita TBC, hal ini disebabkan oleh kondisi keseharian mereka. Namun semua hambatan itu bisa diatasi dengan baik olehnya.
“Saya sangat bersyukur bisa melalui segalanya dengan baik. Mendirikan yayasan ini adalah hal yang sangat berarti bagi saya. Terlebih anak-anak adalah passion tersendiri bagi saya. Saya sangat senang karena saya dibantu oleh banyak pihak. Saat ini saya sangat dibantu oleh berbagai lembaga seperti Bank of America, Standard Chartered, Union Bank of Switzerland, saya yakin ini juga yang membuat saya masih bisa terus menjalankan yayasan ini sampai saat ini,” ujar Ira dengan nada bahagia.
“Banyak orang berkata bahwa yayasan yang saya miliki itu sangat bagus dan berhasil menolong orang banyak Padahal menurut saya, sebenarnya sayalah yang beruntung. Karena tanpa bantuan berbagai macam pihak tidak mungkin saya bisa menjalankan yayasan ini. Bisa diberikan kesempatan untuk menolong satu sama lain adalah hal yang sangat menyenangkan. It’s a big part of living here.” lanjutnya lagi.
Baginya, tidak ada salahnya orang menikmati hidup, memiliki sesuatu yang bagus dan mahal selama ada penyeimbang untuk semuanya. Seseorang yang memiliki sesuatu yang berlebih itu harus mau berbagi. “Nasihat yang saya dapatkan dari Bapak saya sejak kecil adalah menjadi sesuatu yang terlalu itu tidaklah bagus. Terlalu cantik, terlalu kaya, terlalu baik, terlalu buruk semuanya tidak ada yang bagus. Janganlah menjadi seseorang yang terlalu, karena hal itu tidak penting dan tidak akan baik.” Itu yang selalu saya pegang, membuat hidup seimbang. Saya mensyukuri apa yang saya punya, tetapi apa yang paling saya syukuri adalah anak-anak dan keluarga saya.” ujar Ira menutup percakapan sambil tersenyum.
TEKS: SYAHRINA PAHLEVI
FOTO: DAVID TEDJA (0818688479)
PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
TATA RIAS & RAMBUT: THEA CHRISTY (081908672672)PENGARAH GAYA: LISTYA DIAH
Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, December 2014 Edition
Rubrik: Home Sweet Home
No comments:
Post a Comment