Movie Review: Predestination: Mesin Waktu ala Ethan Hawke

Movie Review:
Predestination: Mesin Waktu ala Ethan Hawke


Awalnya tidak ada niatan sama sekali untuk menyaksikan film yang satu ini. Semua terjadi karena saat itu tidak ada lagi film yang saya dan sahabat saya Arinda ingin tonton. Berbekal dengan tanda bintang banyak di poster film akhirnya kita memutuskan untuk menonton film Predestination. Buat saya pribadi saya memang berharap film ini bagus, mengingat sudah cukup lama juga saya tidak melihat Ethan Hawke berlaga di layar lebar. Film yang menceritakan kisah perjalanan lintas waktu yang dilakukan oleh seorang agen yang mempunyai misi untuk menghentika serangan seorang teroris yang kerap disebut dengan nama "Fizzle Bomber". Bomb berhasil dihentikan namun sayangnya sang agen mengalami cedera hebat dan pelaku berhasil melarikan diri. Hal ini menyebabkan dia harus kembali ke masanya untuk melakukan perawatan dan proses operasi plastik terhadap wajahnya. Sembuh dari cedera yang dialaminya ia lalu mendapat tugas yang disebut sebagai "Final Assignment". Pekerjaan ini mengharuskan dia melakukan lompatan waktu ke masa lalu, diceritakan bahwa ia harus melompat ke tahun 1970 dengan menggunakan kotak biola yang berfungsi sebagai mesin waktunya (oke mulai berasa Doraemon). Di sini ia menyamar sebagai seorang bartender yang akhirnya ia bertemu dengan seorang pelanggan yang berprofesi sebagai penulis. "Unmarried Mother" adalah nama yang ia gunakan dalam karyanya. Ia pun menceritakan kisah cintanya ya termasuk aneh, dimana pria itu mengatakan bahwa dahulu ia adalah seorang wanita.

Selesai menceritakan kisah cintanya yang terhitung trafis, sang bartender mengatakan bahwa ia berjanji bisa membuatnya bertemu dengan sang pria yang telah menyakiti hatinya dahulu. Syaratnya hanya satu, ia mau mengikutinya melakukan lompatan waktu ke masa lalu. Merasa dipermainkan sang penulis sempat menolak, namun ia memutuskan untuk mengikuti sang bartender setelah sang bartender membuka data diri sang penulis yang ia ketahui, bingung pastinya mengingat mereka belum pernah bertemu sama sekali.

Setuju mengikuti lompatan waktu, sang penulis kaget karena ternyata wanita yang ia temui dan patah hati adalah dirinya sendiri di masa masih menjadi seorang perempuan. Kemarahan dan kebingungan berkecamuk di hati sang penulis, ia menemui sang bartender dan memintanya untuk menjelaskan semua yang terjadi. Sang bartender hanya memintanya untuk melakukan satu kali lompatan dan ia akan mengetahui semuanya karena ia akan mengantikan posisinya sebagai seorang agen rahasia tersebut.

Entah apa sebenarnya yang ada dipikiran sang penulis Michael Spierig & Peter Spierig saat mereka menulis jalan cerita film ini. Satu pertanyaan besar (duileee) juga berkecamuk di kepala saya. Koq bisa kepikiran ya bikin jalan cerita macam gini. It was brilliant and insane at the same time. Kondisi dua jalan cerita yang berasal dari dua tokoh yang berbeda namun pada akhirnya semua hanya berpusat pada satu cerita. Kisah hidup yang diceritakan orang lain ternyata adalah masa lalunya sendiri.

Dari segi wardrobe dan faktor pendukung lainnya Spierig bersaudara tampaknya benar mengerjakan film ini dengan serius, setiap perpindahan masa selalu diikuti dengan perubahan penggunaan wardrobe yang terbilang cukup detail. Bahkan dalam filmnya mereka menyisipkan pernyataan bahwa untuk menyamar jadilah seperti orang kebanyakan, menyatu dengan sekitar dan jangan mencolok. Satu-satunya hal yang garing bagi saya malahan penggunaan kotak biola sebagai alat mesin waktunya.

Saat film ini selesai, orang-orang satu studio (yang saat itu hanya berisi lima orang tepatnya) hanya bisa tertawa dan geleng-geleng kepala, termasuk saya dan sahabat saya. Sahabat saya mengatakan bahwa film ini mirip seperti Interstellar, sayangnya saya pribadi belum sempat menonton film yang sempat heboh itu. Mengesampingkan semua kepusingan yang saya alami saat menyaksikan film ini, saya rasa film ini layak mendapatkan paling tidak satu penghargaan di salah satu festival film dunia. Oh iya, saran terbaik jangan menonton film ini pagi hari dan dalam kondisi lapar, Anda hanya akan kesal saja dibuatnya. 




No comments:

Post a Comment