Di bulan oktober ini saya mendapat kesempatan untuk mewawancarai duo pasangan pebisnis ini, simak perjalanan cinta mereka yang ternyata berawal dari dunia bisnis yang mereka geluti...
BERTEMU KEMBALI DALAM DUNIA BISNIS
ADI DAN DONITA
MELENGGANG KE PELAMINAN
Perbedaan usia sepuluh tahun tidak menjadi halangan bagi artis sinetron Donita untuk akhirnya menerima pinangan dari kekasihnya, presenter Adi Nugroho beberapa waktu yang lalu.
Singkatnya, waktu pacaran yang mereka jalani tidak menjadi halangan untuk mantap melangkahkan diri ke pelaminan. Ditemui di Hotel The Sultan Jakarta, Adi Nugroho dan perempuan kelahiran 25 tahun yang lalu tersebut menceritakan kisah pertemuan hingga harapan mereka dalam pernikahan kepada HELLO! Indonesia.
Bisa diceritakan kapan pertama kali berjumpa?
Adi: Pertama kali saya bertemu Donita sekitar tujuh tahun yang lalu. Kami sempat saling bertukar nomor handphone, tetapi tidak ada komunikasi lebih lanjut. Lucunya kala itu, salah satu teman di studio iseng menggoda saya supaya berkenalan lebih lanjut dengan Donita, namun saat itu usia Donita masih 19 tahun. Masih tergolong sangat belia. Mungkin kalau kala itu usia Donita sudah dua puluhan, ceritanya akan berbeda.
Donita: Waktu pertama kali bertemu dengan Adi itu sekitar tujuh tahun lalu di lokasi syuting. Kala itu kami menjadi bintang tamu di sebuah acara sahur di salah satu stasiun televisi nasional. Kami sempat bertukar nomor handphone, tetapi kemudian tidak saling menghubungi.
Lalu kapan akhirnya mulai saling menghubungi?
Adi: Awalnya mulai menghubungi Donita lagi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Karena kami ada urusan bisnis. Saya, Donita dan beberapa rekan artis membuka usaha restoran bersama. Jadi ya mau tidak mau akhirnya mengontak Donita. Sebenarnya tidak ada niat menghubungi Donita secara pribadi, namun tiba-tiba ada seseorang dengan nama mamanya Donita mengundang saya ke dalam percakapan BBM- nya. Untuk memastikan benar atau tidaknya, akhirnya saya menghubungi Donita. Itu awal saya dan Donita mulai kembali berhubungan, yang berlanjut hingga sekarang.
Donita: Kalau saya tidak salah ingat itu terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu. Awalnya, Mama mengundang Adi ke daftar pertemanannya di BBM. Adi curiga apakah itu betul mama saya yang mengundang. Jadi ia memastikannya dengan menanyakan hal itu terlebih dahulu kepada saya. Orang pertama yang kenal dekat dengan Adi justru mama saya. Ada beberapa kali kesempatan Mama mengantar saya ke lokasi syuting dan bertemu dengan Adi di sana. Kalau saya tidak salah ingat, malah ada satu kesempatan kami bertiga shalat berjamaah di lokasi syuting. Saat itu Adi yang menjadi imamnya.
Kemudian menjalin hubungan serius sebagai pasangan?
Adi: Sekitar satu tahun lalu. Saya akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan serius dengan Donita. Saya benar-benar yakin bahwa Donita adalah the one buat saya, bahkan saya sudah yakin bahwa saya pasti akan menikahinya suatu hari nanti kala pertama kali saya berkunjung ke rumahnya. Ada satu suara dari dalam hati saya yang mengatakan bahwa perempuan inilah yang saya inginkan menjadi pendamping hidup saya. Alhamdulillah, doa saya dikabulkan dan sekarang dia sudah menjadi the one saya.
Donita: Mulai berhubungan lagi dengan Adi kira-kira satu setengah tahun lalu. Hubungan serius sebagai pasangan terjalin sekitar satu tahun lalu. Sekitar setengah tahun yang lalu, Adi resmi meminang saya sebagai pasangan hidupnya. Memang waktunya cukup singkat, namun saya cukup yakin untuk mengiyakan pinangannya. Kini kami sudah resmi menjadi suami-istri.
Apa yang memunculkan keyakinan untuk melangkah ke pelaminan secepat ini?
Adi: Kalau ditanya apa yang membuat saya memutuskan untuk melangkah ke pelaminan dalam kurun waktu yang sesingkat ini sebenarnya saya juga tidak bisa menjawabnya. Namun, dari awal memulai hubungan dengan Donita saya memang sudah meneguhkan hati bahwa saya serius menjalani hubungan ini. Donita adalah perempuan yang baik dan perhatian kepada saya. Walaupun ia anak bungsu dalam keluarganya, Donita tidak seperti anak- anak. Bersikap manja itu wajar, tetapi ia juga bisa berpikir secara dewasa.
Donita: Entahlah, tetapi saya memang sudah yakin dengan Adi. Buat saya selama ini Adi cukup bisa menjadi semua figur yang saya butuhkan. Adi bisa menjadi kakak, teman, guru, ayah, sekaligus kekasih bagi saya. Adi memahami saya apa adanya dan juga sangat perhatian kepada saya. Bagi saya orang yang bisa memahami saya dengan baik pasti baik buat saya. Nilai tambah Adi di mata saya adalah sikapnya yang baik kepada orang-orang di sekitar saya. Adi sangat dekat dengan keluarga saya. Ini salah satu hal yang sangat saya banggakan dari hubungan kami, mengingat di sini menikah berarti juga menikahkan kedua keluarga. Saya bersyukur bahwa hubungan antara dua keluarga kami sangat baik, saya diterima dengan baik oleh keluarga Adi, begitu juga sebaliknya. Kebetulan adik Adi seumuran dengan saya. Kami sekarang bersahabat dengan akrab.
Pengaruh perbedaan umur sepuluh tahun dalam hubungan kalian?
Adi: Tidak terlalu berpengaruh pada hubungan kami, karena di usia yang terbilang masih muda ini Donita sudah sangat dewasa. Walaupun ia suka bercanda kekanak-kanakan, pola pikirnya tetap dewasa dibandingkan saya. Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari Adi adalah orang yang cukup santai.
Donita:
Sejujurnya, saya justru tidak menyadari kalau perbedaan umur kami
sebanyak itu. Hal itu sama sekali bukan masalah bagi kami. Pada dasarnya
saya bukan tipe orang yang bisa hidup bersama dengan orang yang suka
menggurui. Kebetulan Adi bukan sosok yang seperti itu. Jadi perbedaan
usia hingga sepuluh tahun itu tidak begitu saya rasakan. Saya baru
merasakan perbedaan umur kami ini biasanya ketika saya sedang menghadapi
masalah. Karena Adi bisa bersikap jauh lebih dewasa daripada saya. Adi
juga selalu memberikan semangat kepada saya saat saya mengerjakan
segala sesuatu, mulai dari karier hingga dunia pendidikan.
Apabila kami
sedang menghabiskan waktu bersama, terkadang saya yang terkesan jauh
lebih serius daripada Adi. Saya termasuk orang yang perfeksionis. Namun
Adi mengajarkan saya supaya bisa lebih santai dalam hidup. Contohnya
saat saya meributkan masalah nilai kuliah yang tidak sesuai dengan
target, Adi hanya mengatakan seperti ini: “Nanti ada satu masanya kamu
hanya tertawa mengingat masa-masa seperti ini.” Hal-hal seperti ini yang
membuat Adi jauh terlihat dewasa dibandingkan saya. Nyatanya dalam kehidupan sehari-hari Adi adalah orang yang cukup santai.
Ingin punya anak berapa?
Adi: Saya tidak pernah menargetkan kapan punya anak dan berapa jumlahnya. Saya tergantung Donita saja. Karena dia yang hamil dan melahirkan nantinya. Apabila Donita ingin keluarga besar, ya saya ikuti kemauannya. Demikian pula apabila Donita ingin keluarga kecil.
Donita: Buat saya, anak itu adalah rezeki. Jadi saya tidak pernah menargetkan jumlah anak yang akan kami miliki. Semua itu tergantung seberapa besar kepercayaan Yang Maha Kuasa dalam memberikan anak kepada kami.
Harapan Adi dan Donita terhadap pernikahan ini?
Adi: Semoga kami bisa menjalani bahtera rumah tangga kami ini dengan baik. For better and for worse saya berdoa bahwa kami akan selalu bisa menghadapi dan melewatinya bersama-sama.
Donita: Harapan saya, semoga kami bisa menjadi keluarga yang selalu berbahagia. Saat ini Adi adalah sosok laki-laki yang paling baik yang saya kenal setelah ayah saya. Mudah-mudahan Adi selamanya akan menjadi sosok seperti itu bagi saya. Adi akan tidak hanya menjadi sosok yang sangat saya sayangi, tetapi juga sebagai sosok yang selalu saya banggakan.
Sumber: Majalah HELLO! Indonesia, Oktober Edition
Rubrik: Celeb News